Kualitas Produk dan Kurangnya Pemahaman Pasar Jadi Kendala Indonesia Rambah Pasar Pasifik
Soenarjo mengatakan ada beberapa kendala yang masih kerap dihadapi pelaku usaha Tanah Air.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Business Forum Jahja B Soenarjo mengungkap keinginan para pelaku usaha Indonesia merambah pasar di kawasan Pasifik melalui gelaran Pasific Exposition 2021 tak hanya bisa bermodalkan antusiasme semata.
Soenarjo mengatakan ada beberapa kendala yang masih kerap dihadapi pelaku usaha Tanah Air.
Dia menceritakan betapa melelahkannya proses pembinaan dan kurasi terhadap mereka yang berminat berpartisipasi di Pacific Exposition 2021.
Masalah kualitas produk, kata dia, menjadi satu persoalan yang kerap muncul.
Produk yang coba dipasarkan ternyata belum memenuhi kualitas pasar luar negeri.
"Proses pembinaan dan kurasi sekitar 3-4 bulan ini ternyata proses yang sangat melelahkan. Karena harus kita akui ada banyak persoalan. Salah satunya kualitas produk yang memang belum sesuai pasar luar negeri, khususnya makanan," ujar Soenarjo, dalam webinar 'Merebut Potensi Besar di Pasifik Melalui Pacific Exposition 2021', Jumat (22/10/2021).
Baca juga: Tantowi Yahya Ungkap Tiga Alasan Masyarakat Indonesia Wajib Manfaatkan Pacific Exposition 2021
Dari produk makanan, kebanyakan dari pelaku usaha Indonesia belum bisa memenuhi persyaratan higienis.
Artinya, kata Soenarjo, minimal mereka harus bisa mendapatkan sertifikasi dari BPOM.
Masalah lainnya adalah perihal kemasan.
Kemasan produk itu banyak tak siap untuk diekspor.
Bahkan bahasa yang tercantum dalam kemasan disebut Soenarjo masih kerap campur aduk antara bahasa Indonesia dan Inggris.
Baca juga: Sandiaga: Dubes Tantowi Berjuang untuk Indonesia Melalui Pacific Exposition 2021
"Juga tidak pernah mencantumkan nutrision factnya misalnya, sehingga akhirnya mereka gagal (lolos kurasi). Kemudian usia produk rata-rata cukup pendek, baru sampai sana sudah mau expired, ini khusus makanan," ucapnya.
Dari sektor busana atau fashion, Soenarjo menyebut harus ada pemahaman yang jelas terkait model, desain, dan ukuran yang cocok bagi pasar luar negeri.
Baca juga: Menlu Retno Ajak Masyarakat Indonesia Aktif di Pacific Exposition 2021
Sebab berdasarkan pengalaman di Pasific Exposition 2019, beberapa batik yang dipasarkan terlampau kecil ukurannya meski berukuran XL.
"Orang Pasifik itu ukurannya besar-besar, ketika saya melihat Pacific Exposition pertama, ada yang titip batik, tapi batiknya kekecilan padahal sudah ukuran XL. Nah saya bilang pahami dulu pasarnya. Jadi intinya understanding the market, pahami pasar tujuan anda," katanya.