Prediksi Perdagangan Rupiah dan Saham Senin Besok, Pasar Uang Wait And See, IHSG Bakal Perkasa
Perkiraan perdagangan kurs rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (25/10/2021) besok.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perkiraan perdagangan kurs rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (25/10/2021) besok.
Perdagangan rupiah terhadap dolar AS diperkirakan cenderung sideways, sementara ejumlah sentimen diproyeksikan bakal mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan depan.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin meyakini pasar cenderung akan bersikap wait and see pada perdagangan besok.
Menurut dia, dengan minimnya sentimen maupun rilis data ekonomi, rupiah tidak akan banyak bergerak.
Baca juga: Pagi Ini IHSG Dibuka Melemah, Asing Bukukan Net Buy
“Pasar akan menunggu dan mengantisipasi hasil rapat dari berbagai bank sentral pada pekan ini, khususnya sikap The Fed mengenai kejelasan tapering pada November mendatang,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Sabtu (23/10).
Menurut dia, sejauh ini pasar sudah mengekspektasikan keputusan The Fed terkait tapering seiring rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang baik dan angka inflasi yang terus meningkat.
Namun, selama belum ada kepastian, ia memperkirakan rupiah akan bergerak mendatar.
Nanang memproyeksikan rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 14.080 per dolar AS-Rp 14.185 per dolar AS untuk esok hari.
Adapun, rupiah di pasar spot mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan kinerja yang flat dengan ditutup di level Rp 14.123 per dolar AS. Namun, jika dihitung dalam seminggu, rupiah sudah melemah 0,34%.
Baca juga: IHSG Hari ini Dibuka Menghijau, Berikut Top Gainers-nya
Sementara di kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), pelemahan rupiah lebih dalam. Mata uang Garuda ini di level Rp 14.162 per dolar AS atau melemah 0,21%. Sedangkan untuk sepekan terakhir, pelemahannya sudah sebesar 0,55%.
Nanang menyebut pelemahan rupiah sepekan kemarin seiring sentimen eksternal di mana dolar AS dan yield US Treasury menguat.
Padahal, dari dalam negeri sentimen untuk rupiah cukup bagus seiring arus dolar yang masuk ke dalam negeri cukup positif.
“Hanya saja, penguatan dolar AS yang lebih kuat membuat hal tersebut tidak memberi sentimen yang cukup untuk mendorong kinerja rupiah,” tutup Nanang.
IHSG Diprediksi Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,27% dalam sepekan terakhir. Pada Jumat (22/10) saja, IHSG menguat 0,16% ke 6.643,74.
Sejumlah sentimen diproyeksikan bakal mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan depan.
Baca juga: Sesi Pertama Jumat, IHSG Menghijau ke Level 6.469, Asing Cetak Net Buy Hingga Rp 1,128 Triliun
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menilai, pelaku pasar akan mencermati rilis dari foreign direct investment (FDI) dan juga data ekonomi pada awal November nanti.
“Selain itu agenda terkait kinerja keuangan emiten pada kuartal ketiga 2021 juga menjadi hal yang akan dicermati pelaku pasar pada beberapa pekan ke depan,” terang Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (22/10).
Dia memperkirakan IHSG bergerak terbatas pada rentang 6.508-6.687 selama sepekan ke depan.
Sementara itu, Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan menilai, sentimen pasar pekan depan diperkirakan masih relatif sepi.
Sehingga, Ivan memperkirakan IHSG di pekan depan masih akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan adanya aksi profit taking lanjutan.
Hal ini seiring dengan penguatan beberapa saham yang terjadi di pekan lalu.
“Namun investor akan sedikit memperhatikan terkait perkembangan kasus baru Covid-19 varian baru di Rusia, yang membuat investor kembali melakukan aksi wait and see dalam beberapa waktu ke depan,” kata Ivan.
Dari dalam negeri, penambahan kasus infeksi baru Covid-19 yang mulai melandai dan dengan adanya pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan membuat mobilitas masyarakat menjadi tinggi. Hal ini membuat roda perekonomian dapat berjalan lebih masif ke depannya.