Bisnis Budidaya Udang Vaname Makin Dilirik Pengusaha
Banyak pengusaha mulai melirik bisnis budidaya udang vaname karena hasilnya cukup menggiurkan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak pengusaha mulai melirik bisnis budidaya udang vaname karena hasilnya cukup menggiurkan.
Saat ini produksi udang vaname baru mencapai 860 ribu pada 2020 dari target pemerintah 2 juta ton per tahun.
Melihat kondisi ini, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo bekerjasama dengan Elon Research Center menciptakan teknologi baru budidaya udang vaname hyper density.
Baca juga: Jembrana Diproyeksi Jadi Sentra Produksi Udang Vaname di Indonesia
"Teknologi ini memiliki kemampuan dalam budidaya udang dalam kepadatan hyper density, system oksigenasinya sangat efektif untuk menstabilkan oksigen terlarut dalam media budidaya," kata Dr Joe perwakilan dari Elon Research Center, Senin (25/10/2021).
"Kami ciptakan alat yang kami beri nama OXiBam YP-01 yang mampu menghasilkan mix macro, micro dan nano bubble yang merupakan kombinasi yang sangat cocok untuk budidaya udang" kata Joe lagi.
Market udang vaname di dunia cenderung unlimited dan harganya relatif stabil dibanding komoditas lainnya.
Baca juga: Klaster Budidaya Tambak Udang Vaname di Cidaun Berhasil Bantu Penyerapan Tenaga Lokal
Ekportir malah terkadang kekurangan pasokan karena masih kurangnya produksi dalam negeri sementara permintaan dari berbagai negara cukup besar.
Sementara Wendi Tri Probowo perwakilan dari BPBAP Situbondo menjelaskan system oksigen, fitur fitur dalam komposisi probiotik, mineral dan lainnya berperan penting dalam teknologi hyper density.
"Kami sudah temukan dan sudah mengaplikasikan beberapa siklus dengan hasil yang sangat baik," kata Wendi.
Produksi udang vaname yang menggunakan teknologi Oxibam ini sangat tinggi, kepadatan mencapai 2000 ekor/m3, dan masa pemeliharaan hanya 50-60 hari dengan produktivitas 80-120 ton/ha.
Teknologi Oxibam sudah diterapkan di beberapa tempat seperti di Lovina, Situbondo dan sekarang sedang dibangun skala industri di Jembrana Bali.