Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Budidaya Ikan Gabus di Siak Dongkrak Ekonomi dan Lestarikan Lingkungan

Upaya budidaya ikan gabus membuat lahan gambut tetap basah, sehingga memperkecil potensi kebakaran lahan akibat kekeringan

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Budidaya Ikan Gabus di Siak Dongkrak Ekonomi dan Lestarikan Lingkungan
HO/IST. Reynas Abdila/Tribunnews.com
Webinar The Road to COP26, Senin (25/10/2021) membahas soal budidaya ikan gabus di Kabupaten Siak, Riau. 

Reynas Abdila/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM - Budidaya ikan gabus menjadi solusi dari Pemerintah Kabupaten Siak, Provinsi Riau, melakukan penanganan pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Asisten 1 Setda Siak, Budhi Yuwono menerangkan budidaya ikan gabus di Kabupaten Siak ini dapat menjadi percontohan bagaimana kepentingan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan. 

Masyarakat Desa Buantan Besar dan Dayun di Siak melakukan praktik budidaya di wilayah lahan gambut.

Upaya ini membuat lahan gambut tetap basah, sehingga memperkecil potensi kebakaran lahan akibat kekeringan, di sisi lain memberi kesempatan masyarakat mendapat sumber penghasilan baru.

Baca juga: Viral Penangkapan Ikan Gabus Berwarna Emas di MUBA

“Itu yang kita harapkan bagaimana masyarakat itu bisa memiliki pemikiran, mereka berbudidaya ikan gabus di lahan gambut sehingga gambutnya terjaga, tetap basah, tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dan ada pendapatan baru untuk masyarakat, jadi tidak terfokus mesti menanam sawit saja,” terang Budhi dalam webinar The Road to COP26, Senin (25/10/2021).

“Ikan gabus ini adanya di rawa-rawa gambut. Jadi kita melihat adanya potensi ikan gabus terhadap ekonomi, lewat ekstrak albumin dan lain sebagianya,” cerita Budhi.

BERITA TERKAIT

Besarnya potensi dari ikan gabus sebagai komoditas ini kemudian memacu lahirnya PT Alam Siak Lestari (ASL), perusahaan yang fokus melakukan riset dan pengembangan produk. 

Baca juga: Khasiat Ekstrak Ikan Gabus, Temulawak dan Daun Kelor pada Kondisi Hipoalbuminemia

“Kami membeli ikan yang dibudidayakan masyarakat, kita sediakan pasarnya. Kita yang mengubah ikan gabus itu menjadi albumin yang bermanfaat untuk masyarakat,” terang Direktur PT Alam Siak Lestari (ASL) Musrahmad Igun dalam kesempatan yang sama.

ASL sendiri adalah perusahaan yang pemegang sahamnya adalah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dari Buantan Besar dan Dayun. 

ASL dikelola sekumpulan anak muda setempat sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaat budidaya. Mereka juga bertanggung jawab dalam menjamin kualitas albumin yang dihasilkan dari proses ekstraksi.

Dampak dari budidaya ikan gabus juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Penghasilan masyarakat yang terlibat dalam budidaya gabus bahkan dua kali lipat lebih tinggi dibanding penghasilan saat menjadi petani sawit. 

Perhitungan kasarnya, 1 kg ikan gabus dijual Rp 45.000. Sementara 1 kg gabus dapat menghasilkan 10 gram ekstrak albumin yang dapat dijual hingga Rp 70.000 . Artinya ada nilai tambah sampai 56 persen.

Hasil ekstrak albumin yang dihasilkan diprioritaskan untuk memasok kebutuhan lokal, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan apotek di Kabupaten Siak

“Saat ini produk kita dalam proses izin BPOM, jadi produknya sudah siap, jadi sebenarnya tinggal satu langkah lagi, sebelum produknya dilepas ke pasar,” tambah Musrahmad.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas