Investor Lokal Bakal Peroleh Profit Besar Setelah IPO GoTo Group
Investor lama GoTo Group bakal mendapatkan keuntungan besar berkat kenaikan valuasi mencapai 32 miliar dolar AS.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investor lama GoTo Group bakal mendapatkan keuntungan besar berkat kenaikan valuasi mencapai 32 miliar dolar AS.
Masuknya dana segar sovereign wealth fund Abu Dhabi Investment Autority (ADIA) sangat strategis bagi penguatan nilai bisnis GoTo.
Baca juga: Di Expo 2020 Dubai, Kemenperin Dorong Sektor Manufaktur Terapkan Industri 4.0
Sejumlah emiten seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), melalui anak perusahaannya Telkomsel menjadi investor lokal di GoTo ketika masih dalam entitas Gojek.
Sementara investor lokal lain seperti grup Djarum melalui entitas anak Global Digital Niaga juga berinvestasi di Gojek.
Astra, Telkomsel dan Djarum telah berinvestasi ketika valuasi perusahaan teknologi digital terbesar di Indonesia itu masih rendah.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, adanya dana masuk sebagai tambahan modal, tentunya akan menaikkan valuasi GoTo.
Baca juga: Indonesia Sayangkan Sikap Myanmar yang Tolak Uluran Tangan ASEAN
“Secara kapitalisasi, masuknya dana dari investor tersebut juga akan bagus dan asumsinya besar yang diperkirakan mencapai Rp 500 triliun, bisa menjadi nomor dua setelah BCA (Bank Central Asia) dan ini bisa menjadi penggerak pasar BEI,” ujar Wawan, Selasa (26/10/2021).
Sebagai contoh, Astra yang berinvestasi sebesar 250 juta dolar AS di tahun 2018, menanamkan dananya saat valuasi Gojek berkisar 3,5 - 4 miliar dolar AS.
Sementara di waktu bersamaan nilai investasi Djarum diperkirakan mencapai sekitar 100 juta dolar AS.
Telkomsel masuk ke Gojek secara bertahap sejak tahun 2020. Pada tahap pertama, anak usaha Telkom ini menanamkan investasi sebesar 150 juta dolar AS.
Kemudian tahap kedua di tahun 2021 penyertaan Telkomsel di Gojek bertambah hingga total menjadi sebesar 450 juta dolar.
Pasca terbentuknya GoTo Group, persentase kepemilikan tiga konglomerasi bisnis di Indonesia itu berkurang.
Namun, dengan terus melesatnya valuasi saham GoTo group, nilai investasi ketiga entitas tadi ditaksir sudah naik puluhan persen.
Dengan asumsi valuasi GoTo saat ini sebesar30 Miliar dolar AS maka perkiraan IRR (Internal Rate of Return) yang telah diraup oleh Investor Institusional Domestik seperti Telkom Group yang hampir setahun masuk adalah sebesar 6,97 persen (monthly) atau setara dengan 83,66 persen per annum, Astra Internasional sebesar 32 persen per anum dan Djarum meraup 43 persen per annum.
Wawan menuturkan mereka sudah diuntungkan dengan masuknya dana Pre-IPO.
“Saya melihat saham ekonomi digital khususnya GoTo akan menarik sekali karena GoTo ini tidak hanya Gojek melainkan ada Tokopedia, dan ini akan dipandang sebagai sesuatu yang sangat prospeknya besar sekali. Jadi saya rasa investor akan langsung profit,” jelas Wawan.