Pebisnis Perlu Percepat Penerapan Supply Chain Digital
Pandemi memaksa semua orang menjalankan banyak aktivitas di rumah, termasuk belanja via online.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Dengan begitu, opportunity cost bisnis akan berkurang drastis, pengelolaan bisnis akan berjalan lebih efektif dan meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan di masa yang akan datang," katanya.
Nyoman Pujawan, Presiden The International Supply Chain Education Alliance (ISCEA) Indonesia menilai, pengelolaan arus kas dipengaruhi oleh dua elemen, pendapatan dan biaya.
Jika keduanya dapat dikontrol dengan mekanisme supply chain yang baik, keuangan perusahaan akan menjadi sehat serta meningkatkan efektivitas komunikasi antar divisi dalam operasional bisnis.
Yosia Sugialam menambahkan komunikasi bukan sekedar dari hubungan internal perusahaan saja, tapi juga dari eksternal, hubungan antara buyer dan supplier.
Menurutnya, proses transaksi antara buyer dan supplier bisa berjalan lebih efektif dengan menggunakan faktur & pembayaran digital untuk mempermudah transaksi antara buyer dan supplier hingga mendapatkan akses pendanaan usaha yang lebih mudah untuk bisnis.
Hal ini diyakini bisa menjadi faktor penting guna mendongkrak perkembangan bisnis terutama di saat pandemi ini.
Dengan penerapan digitalisasi di supply chain, beragam proses operasional bisnis dapat berjalan lebih cepat dengan hasil yang lebih maksimal, salah satunya proses penagihan. Di kala pandemi, proses penagihan berjalan lebih lambat. Banyak pebisnis meminta untuk memperpanjang tempo agar kas bisnis tetap aman.
Untuk mengatasi hal ini, solusi supply chain financing dapat digunakan untuk memberikan pendanaan usaha, agar bisnis tetap berjalan lancar, terutama bagi UMKM.
Lalu, bagaimana peran supply chain financing dalam meningkatkan ketahanan bisnis selama pandemi?Topik ini akan dibahas di webinar seri terakhir “Supply Chain Digital Ready” pada 28 Oktober 2021 mulau pukul 19:00 WIB dengan panelis Alberto Hanani (Crowe) dan lainnya.