Mendag Lutfi: Defisit Perdagangan Bukan Persoalan Besar
Defisit dagang antara Indonesia dengan sejumlah negara di kawasan Pasifik hingga September 2021 mencapai 4 miliar dolar AS.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menilai defisit perdagangan bukan persoalan besar bagi Indonesia saat ini.
"Perdagangan penting, defisit perdagangan tidak apa-apa, selama kita menciptakan barang setengah jadi yang memberikan nilai tambah," ujarnya saat mengisi seminar virtual Pacific Exposition 2021, Kamis (28/10/2021).
Defisit dagang antara Indonesia dengan sejumlah negara di kawasan Pasifik hingga September 2021 mencapai 4 miliar dolar AS.
"Saya katakan itu tidak apa-apa karena kami membeli coal yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan industri baja dalam negeri," tukasnya.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Hingga September Masih Terjaga di Rp 452 Triliun
Ia menyebut metodologi perdagangan ke depan akan mengedepankan kolaborasi. Mendag juga menegaskan pentingnya langkah efisiensi agar kemakmuran bisa tercapai.
Baca juga: Mendag Lutfi Akui Aplikasi PeduliLindungi Sulit Diterapkan di Pasar Rakyat
"Sekarang saatnya kita berkolaborasi. Karena sudah waktunya untuk berkolaborasi. Kita tidak bisa lagi menang untuk diri kita sendiri tetapi kita harus menang bersama," kata Mendag.
"Ini adalah hal baru. Itulah mengapa ekonomi digital sangat penting untuk masa depan. Saya pikir ini adalah salah satu metodologi perdagangan ke depan," lanjut dia.
Mendag menekankan perdagangan harus menjadi modalitas untuk bersama-sama memperjuangkan kemakmuran.