Dukung Percepatan Ekonomi Sirkular, Carbon Inisiatif Indonesia Dideklarasikan
Carbon Inisiatif Indonesia siap menjadi think-tank bagi pemerintah dalam penyusunan roadmap percepatan ekonomi carbon sirkular bagi Indonesia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pakar dan praktisi aktif di bidang ekonomi karbon dan sertifikasi karbon, energi baru dan terbarukan, serta pelaku ekonomi sirkular dan pangan serta aktivis lingkungan hidup mendeklarasikan berdirinya Carbon Inisiatif Indonesia (CCI) di Jakarta, Sabtu (6/11/2021).
Perkumpulan ini siap menjadi think-tank bagi pemerintah dalam penyusunan roadmap percepatan
ekonomi carbon sirkular bagi Indonesia.
Ketua Umum CII Audey Sjofjan mengatakan, berdirinya perkumpulan ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran mereka atas regulasi dan roadmap pemerintah yang membutuhkan tenaga ahli
dari luar lingkar pemerintahan.
Pembentukan perkumpulan ini untuk ikut mendorong terciptanya ekosistem ekonomi karbon sirkular di Indonesia sekaligus untuk menarik minat pelaku usaha berinvestasi di industri karbon dan turunannya.
Pengurus CII Triyansyah Putra ST MBA (CPM Asia) menegaskan, ke depan CII akan menjadi think tank pemerinyah untuk menciptakan ekosistem yang menarik sekaligus menciptakan ekonomi sirkular dan bisa mengundang investor masuk ke bisnis hijau.
Baca juga: Pemerhati Lingkungan Kritik COP26 Konferensi Iklimnya Negara Kaya
"Kita di CII ingin membuat sebuah aturan yang feasible bagi investor. CII sebagai asosiasi akan membantu menciptakan rule of game jika ada investor yang ingin masuk ke bisnis di ekonomi sirkular," paparnya.
"Untuk dapat menarik minat investor dan pelaku usaha ke dalam ekosistem ekonomi carbon sirkular, secara financial dan investment, serta business model ekonomi carbon sirkular mesti feasible," lanjutnya.
Baca juga: 4 Poin Penting KTT Perubahan Iklim COP26 yang Dihadiri Presiden Jokowi di Glasgow
Dengan meningkatnya investment grade maka pengembangan usaha ekonomi carbon sirkular layak untuk di scale up sehingga tercapai economics of scale. Kondisi ini yang ingin CII ciptakan sebagai usaha asosiasi dalam menurunkan entry barrier untuk memasuki bisnis ekonomi carbon sirkular bagi pelaku usaha carbon.
Audey mengatakan, para pakar yang bergerak dalam perhitungan daya tampung dan daya serap carbon, sertifikasi carbon, energi baru dan terbarukan dan pelaku carbon ekonomi pangan, pertanian serta perkebunan menayatukan visi di perkumpulan ini demi mengawal ekonomi carbon sirkular agar memberi manfaat bagi rakyat Indonesia.
Baca juga: Penerapan Ekonomi Sirkular Diperkirakan Tambah Nilai PDB Hingga Rp 638 Triliun
“Kami merasa perlu menindaklanjuti hasil pertemuan Konfrensi Perubahan Iklim COP26 di Glaslowuntuk berkontribusi secara aktif dan mendukung program pemerintah dengan mendirikan CII ini untuk mengawal ekonomi carbon sirkular Indonesia," ungkap Audey.
Sekretaris Jendral CII Ichsan menyatakan, sudah saatnya bangsa Indonesia melihat kembali potensi besar Indonesia di bidang pertanian yang dapat mendukung keamanan pangan dengan menggunakan sistem pasca panen yang modern dan menggunakan kemandirian energi yang berasal dari energi terbarukan dan berbasis ekonomi sirkular di dalam proses produksinya.
Upaya ini menurutnya bisa diwujudkan dengan memanfaatkan material produksi yang lebih ramah lingkungan dan limbah produksi yang dapat didaur ulang. "Saya yakin CII dapat mewujudkan hal ini melalui sinergi kepakaran dan sinergi program,” sebutnya.
Penasehat CII untuk Trading & International Relationship mengatakan, di perkumpulan ini juga dibahas pasar karbon lintas negara dan peluang menggunakan mata uang asing dan kripto.
Menurutnya, perkembangan teknologi yang saat ini sangat dinamis membuat pasar lebih cepat, transparan, sehingga verifikasi, sertifikasi, harga, kliring, trading, dan retiring semua dapat
terintegrasi dalam ekosistem carbon yang mudah diakses.