Kala Bang Haji Mengajak Darah Muda Berinvestasi
Pensiun dini, kaya dari muda, investasi sejak bersekolah, jargon-jargon ini membuat investasi jadi bagian dari gelora darah muda.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Bicara soal investasi, semua orang bicara soal pentingnya menggaet kaum milenial. Bicara soal taktik dan strategi, hampir semua perusahaan mengasosiasikan diri dengan tokoh yang sedang naik daun, selegram, aktor dan aktris papan atas, brand ambassador, dan key opinion leader yang muda dan enerjik.
Pensiun dini, kaya dari muda, investasi sejak bersekolah, jargon-jargon ini membuat investasi jadi bagian dari gelora darah muda. Hal-hal semacam ini menjadi pola dan ritme yang lumrah bagi dunia perinvestasian Tanah Air. Namun, di saat semua orang bermain sesuai irama, Bibit langsung tancap gas dengan menggandeng tidak lain dan tidak bukan, the one and only Raja Dangdut Indonesia, sang Satria Bergitar, Haji Rhoma Irama.
Bukan tanpa musabab pelantun lagu Darah Muda yang akrab disapa Bang Haji ini berbicara atas nama Bibit. Meski bukan representasi generasi milenial, beliau paham betul bagaimana generasi ini berpikir, berkompromi dengan idealismenya, dan mengambil tindakan.
Seperti ditulis dalam lagunya:
Darah muda darahnya para remaja.
Yang selalu merasa gagah.
Tak pernah mau mengalah.
Masa muda masa yang berapi-api.
Ya! Darah muda. Semangat yang antikendor dari generasi milenial, yang katanya digital native, sudah tech-savvy, dan gak suka ribet. Bibit memang hadir sejak awal untuk membuat hidup yang sudah ribet ini jadi simple dengan membantu masyarakat berinvestasi reksa dana.
Tepat! Yang selalu merasa gagah. Merasa tahu banyak hal, apalagi dengan kehadiran search engine yang membuka cakrawala dan membuat dunia ini tidak lagi bulat, namun datar. The World is Flat, tulis Thomas L. Friedman, sang Pemenang Pulitzer.
Tidak salah! Tak pernah mau mengalah. Apalagi mengalah dengan keterbatasan. Menabung hari ini, bersenang-senang esok. Berinvestasi sekarang, pensiun sebelum usia 40 tahun kelak.
Masa muda yang berapi-api. Penuh ide, penuh inspirasi, dan penuh impian besar. Bibit memang ada untuk membuka kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk punya masa depan keuangan yang lebih baik.
Bang Haji paham betul karakter generasi ini, bahkan sejak 44 tahun lalu saat lagunya diluncurkan. Bang Haji sudah bicara soal sifat-sifat kaum milenial sebelum istilah ini populer beberapa tahun belakangan.
Namun, layaknya Bibit, Bang Haji juga paham bahwa darah muda yang konon katanya mudah mendidih dan suka acuh tak acuh juga perlu merencanakan masa depannya sejak dini.
Wahai kawan para remaja.
Waspadalah dalam melangkah.
Agar tidak menyesal akhirnya.
Di bagian lagu berikutnya, beliau mengajak pemuda-pemudi untuk waspada dalam melangkah. Waspada jangan sampai terlena dan terjebak gelora masa muda hingga lupa berinvestasi. Waspada jangan sampai hanya hidup untuk hari ini dan lupa kalau masa depan juga masih ada.
Waspada juga pada investasi bodong yang memberi janji surga. Tidak diragukan lagi, apa yang Bang Haji nyanyikan sejak tahun 1977 adalah masalah yang ingin Bibit selesaikan lewat kehadiran dan layanannya pada masyarakat Indonesia.
Dalam babak kehidupan berikutnya, setelah Bang Haji menegaskan status legendanya di blantika musik Tanah Air serta perfilman nasional, dalam berbagai kesempatan, beliau meniti jalan dakwah. Dakwah yang sederhana namun mengena. Dakwah yang populer dan selalu ramai dihadiri massa. Dakwah yang harus diakui membawa banyak orang kembali hidup sesuai agama.
Dan di titik inilah investasi Syariah yang bebas riba hadir di tengah-tengah kita. Memberi damai dalam diri, membuat kita tidur nyenyak di malam hari.
Dan Bibit tidak berhenti mencoba untuk melayani, memberi lebih dari apa yang pernah terpikirkan dengan menghadirkan produk-produk reksa dana Syariah di dalam aplikasinya. Bukan melulu soal Bang Haji, tapi kehadiran Bibit Syariah ini juga salah satu bentuk bakti kami kepada negeri.(*)