Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Iklim Investasi dan Ekonomi Digital RI Dinilai Sangat Menjanjikan

ADIA masuk tidak hanya ke proyek infrastruktur yang ada di Indonesia tetapi juga investasi di perusahaan digital seperti GoTo.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Iklim Investasi dan Ekonomi Digital RI Dinilai Sangat Menjanjikan
Istimewa
GoTo Bikin Semarak Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Iklim investasi dan ekonomi digital di Indonesia dinilai masih sangat menjanjikan, seiring masuknya investasi oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) ke tanah air.

Analis Saham Trimegah Securities Richardson Raymond Equity mengatakan, ADIA masuk tidak hanya ke proyek infrastruktur yang ada di Indonesia tetapi juga investasi di perusahaan digital seperti GoTo.

"ADIA masuk ke GoTo sebesar 400 juta dolar AS dikarenakan selama ini Gojek dan Tokopedia memiliki track record yang sangat bagus," kata Richardson, Senin (15/11/2021).

Baca juga: Mitra Gojek dan Tokopedia Bertambah 4 Juta Selama Pandemi Covid-19

Selain hal tersebut, kata Richardson, terlihat lini usaha GoTo selalu tumbuh dan berkembang.

"Investasi ke decacorn Indonesia ini memberikan sentimen positif bagi perusahaan digital lain untuk dilirik investor asing. Saya yakin ekonomi digital Indonesia masih dapat terus tumbuh," ucap Richardson.

Ia menyebut, salah satu bukti kesuksesan dan tumbuhnya ekonomi digital Indonesia yaitu banyaknya investor asing multi nasional yang sudah masuk ke perusahaan digital.

Berita Rekomendasi

Contohnya saja Google, Facebook, Temasek, Allianz, maupun SoftBank yang sudah terlebih dahulu menjadi investor di perusahaan digital nasional.

Baca juga: Pengguna Gojek dan Tokopedia Kini Bisa Sambung Akun, Ini Keuntungannya!

Richardson menyampaikan, sebelum investor asing masuk dan berinvestasi di perusahaan digital, sebenarnya sudah banyak perusahaan nasional yang menempatkan dananya di perusahaan digital tersebut.

Contohnya, BCA, Telkomsel, maupun Bank Mandiri yang sudah menjadi investor dan menanamkan dana cukup besar di perusahaan digital.

Perusahaan seperti Telkomsel yang berinvestasi di perusahaan digital dinilai Richardson, memiliki perhitungan yang sangat matang.

Baca juga: Gojek dan Tokopedia Digugat Gara-gara Merek GoTo, Ini Kata DJKI Kemenkumham

"Mereka yang berinvestasi di perusahaan digital pasti memiliki perhitungan mengenai potensi dari ekonomi digital nasional dan potensi perusahaan yang menjadi target investasinya. Misalnya Telkomsel investasi di perusahaan digital seperti GoTo, HaloDoc, dan TaniHub," katanya.

"Pasti mereka melihat potensi sinergi dengan core bisnis utama mereka selama ini yaitu konektivitas. Jadi diharapkan investasi mereka di perusahaan digital akan menciptakan sinergi positif ke bisnis utama mereka dan menciptakan nilai tambah," sambung Richardson.

Ia pun menyebut, investasi yang dilakukan Telkomsel untuk berinvestasi serta mengembangkan ekonomi digital sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadikan ekonomi digital sebagai new ekonomi dan new oils.

"Langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta agar Telkomsel menjadi perusahan telekomunikasi yang berinvestasi di perusahaan digital sudah tepat. Perusahaan konvensional seperti Telkomsel atau Astra mutlak berinvestasi di perusahaan digital untuk meningkatkan value," papar Richardson.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas