Tahun Depan Lini Smelter Rampung, VDNI - OSS Akan Tingkatkan Kapasitas Produksi
Sementara OSS mencatat ekspor NPI dan stainless steel sebesar 880.643 MT yang bernilai 1,73 miliar dolar AS atau setara Rp24,5 triliun.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan 32 lini produksi Nickel Pig Iron (NPI) milik perusahaan pemurnian (smelter) nikel yang berlokasi di Kawasan Industri Virtue Dragon Nickel Industrial Park (VDNIP), ditargetkan rampung pada tahun depan.
Presiden Direktur PT VDNI dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) Tony Zhou mengatakan, pembangunan konstruksi Argon Oxygen Decarburization (AOD) untuk pembuatan stainless steel juga rampung pada 2022.
“Untuk tahun depan, OSS akan fokus meningkatkan kapasitas produksi. Dari total 32 lini produksi NPI yang direncanakan, tahun ini telah beroperasi 20 lini, sisanya akan selesai tahun depan," kata Tony dalam keterangannya, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Menko Perekonomian Sebut Pembangunan Smelter Freeport Gresik Jadi Sejarah Indonesia
"Sedangkan konstruksi AOD untuk produksi stainless steel juga telah selesai lima dari rencana ebam AOD yang akan selesai tahun depan juga,” sambungnya.
Menurutnya, dalam proses produksinya, VDNI-OSS mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) untuk memproses nickel dan AOD furnace untuk memproses ke produk akhir, yaitu stainless steel.
Teknologi ini merupakan teknologi yang paling mutakhir dan ramah lingkungan di dunia saat ini.
Ia menyebut, teknologi RKEF hanya menggunakan bijih nikel kadar tinggi untuk menghasilkan feronikel dan nikel matte dan Nickel Pig Iron (NPI) yang memiliki kadar nikel 10 persen sampao 12 persen sebagai bahan baku industri stainless steel.
Baca juga: Indonesia Harus Punya Industri Smelter Sendiri, Ini Alasannya Menurut Jokowi
“Dengan teknologi yang ramah lingkungan ini menjadikan hasil produksi di VDNI-OSS bukan hanya bermanfaat secara ekonomi, namun juga untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,” papar Tony.
Tercatat, hingga September 2021, perseroan mengekspor NPI mencapai 618.117 metric ton (MT) yang bernilai US$1,21 miliar atau Rp17 triliun.
Sementara OSS mencatat ekspor NPI dan stainless steel sebesar 880.643 MT yang bernilai 1,73 miliar dolar AS atau setara Rp24,5 triliun.
“Capaian ini cukup memuaskan mengingat sampai saat ini produksi di smelter masih terkendala pandemi yang masih terjadi dan berbagai keterbatasan yang harus kami sesuaikan,” ujar Tony.
Baca juga: Hilirisasi Nikel, WIKA-CNI Kolaborasi Bangun Industri Smelter di Kolaka
Tony mengungkapkan, pihaknya telah banyak menginvestasikan banyak energi, keuangan, dan sumber daya material dalam penelitian dan pengembangan green energy..
“Pada saat yang sama, perusahaan kami akan terus meningkatkan investasi dan mencapai lebih banyak produksi green energy dan perlindungan lingkungan, sehingga dapat menghemat energi dan mengurangi konsumsi serta memberikan output berkualitas tinggi dan efisien,” paparnya.