Kebakaran Tangki Kilang Cilacap, Pertamina Diminta Evaluasi Menyeluruh Sistem Keamanan
Tangki itu berisi komponen produk Pertalite sebanyak 31.000 kiloliter. Evaluasi diminta fokus mengenai tingkat keamanan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pertamina diminta melakukan evaluasi menyeluruh sistem keamanan.
Buntut dari kebakaran beruntun tangki di kilang minyak milik PT Pertamina (Persero).
Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding akan mendorong agar Pertamina melakukan evaluasi secara menyeluruh dan mendalam terhadap insiden kebakaran pada Sabtu (13/11/2021) lalu.
Insiden kebakaran terjadi pukul 19.10 WIB menimpa tangki 36 T-102.
Baca juga: Soal Kebakaran di Kilang Minyak Cilacap, Nusron: Jangan Suudzon dan Berasumsi Liar
Tangki itu berisi komponen produk Pertalite sebanyak 31.000 kiloliter. Evaluasi diminta fokus mengenai tingkat keamanan.
"Terutama faktor-faktor upaya teknis dalam rangka menjaga tingkat keamanan dari tangki-tangki tersebut.
Jadi harus dilakukan upaya, yang serius agar kejadian-kejadian serupa tidak terjadi lagi. Karena ini agak sering," ujar Karding, Selasa (16/11/2021).
Baca juga: Kebakaran Tangki Kilang Minyak Cilacap Diduga karena Petir, Polda Jateng Pastikan Bukan Sabotase
Tangki Kilang Cilacap telah dua kali mengalami insiden kebakaran. Yang pertama, pada 11 Juni 2021.
Ketika itu api melahap tangki T39 yang berisi benzena untuk produk dasar petrokimia.
Komisi VII, ucap Karding, akan meminta Pertamina melakukan pembenahan dari sisi sistem, SDM, kemudian faktor-faktor eksternalnya.
"Juga daya tangkal dini seperti apa. Sistem mesti diperbaiki mulai dari evaluasi terhadap kinerja Pertamina agar tidak terulang lagi," tutur Karding.
Baca juga: Penjelasan BMKG Soal Dugaan Petir Menjadi Penyebab Terbakarnya Tangki BBM di Kilang Cilacap
Di luar evaluasi dan audit, lanjut Karding, harus ada langkah-langkah penyelidikan terhadap kasus-kasus tersebut.
Apakah itu murni karena kelalaian atau kesengajaan. Menurut Karding, perlu ada peningkatan teknologi canggih yang bisa meredam atau mengantisipasi insiden kebakaran.