Tahun Depan, Danareksa Investment Management Bidik Dana Kelolaan Tumbuh 15 Persen
Kemudian, kata Herman, perkembangan kasus Covid di China yang belakangan ini ada tanda-tanda meningkat di beberapa kotanya.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Danareksa Investment Management (DIM) menargetkan dana kelolaan pada tahun depan tumbuh 15 persen, di mana hingga kuartal III 2021 dana kelolaan (AUM) mencapai Rp 40 triliun.
Untuk mencapai target tersebut, fokus utama DIM pada 2022 yaitu pemasaran produk reksa dana open end dengan mengedepankan proposisi produk yang menjadi flagship DIM, pengambilan keputusan berbasis riset untuk peningkatan kualitas pengelolaan investasi, serta optimalisasi kanal ritel.
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management Marsangap P Tamba mengatakan, dana kelolaan untuk industri reksadana mengalami penurunan pada Oktober 2021 sebesar 3 persen atau menjadi Rp554 triliun.
Baca juga: Platform YO! Inves Bidik Investor Ritel yang Ingin Biakkan Duit di Reksadana
"Sementara DIM hanya mengalami penurunan sebesar 2 persen atau sedikit lebih baik dibandingkan penurunan kelolaan industri reksadana, dengan perolehan AUM reksadana sebesar Rp 30 triliun, yang didukung pangsa pasar DIM sebesar 4,8 persen sampai 4,9 persen," katanya secara virtual, Selasa (16/11/2021).
Chief Investment Officer PT Danareksa Investment Management Herman Tjahjadi menambahkan, dengan sisa waktu yang ada sampai akhir 2021 maka ada beberapa hal yang terus dicermati, yaitu resiko inflasi yang meningkat berhubungan seiring naiknya harga minyak bumi, CPO, gandum, dan kopi.
Baca juga: Bahana TCW dan DBS Ajak Inves di Pasar Keuangan AS Lewat Reksadana Ekuitas Syariah USD
Kemudian, kata Herman, perkembangan kasus Covid di China yang belakangan ini ada tanda-tanda meningkat di beberapa kotanya.
"Bila ada lockdown di beberapa pelabuhan utama di China untuk beberapa minggu, itu akan menyebabkan rantai pasokan semakin berat. Kami juga akan memonitor terus perkembangan Covid di dalam negeri," ujar Herman.
Herman optimis pada tahun depan fundamental ekonomi Indonesia semakin positif, seiring mulai terkendalinya kasus Covid-19 dan pelaku usaha akan kembali melakukan investasi secara bertahap.
"Kami positif untuk 2022 dan menilai pertumbuhan GDP Indonesia di 2022 dalam kisaran 4,5 persen sampai 5 persen inflasi 2,2 persen sampai 3,3 persen, dan rupiah kisaran Rp 14,100 sampai Rp14.700," tuturnya.
Baca juga: Kejaksaan Agung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus TPPU Danareksa Sekuritas
Herman pun mengatakan, pada tahun depan, DIM juga akan terus melakukan diversifikasi dengan meluncurkan produk-produk baru, khususnya untuk nasabah strategis.
Saat ini, DIM memiliki tiga produk fokus reksadana saham, yaitu Reksadana Mawar untuk Large Cap, Konsumer 10 untuk All Cap, dan Fokus 10 untuk Small Cap.
Untuk investor yang lebih nyaman berinvestasi ke dalam saham-saham blue-chip, direkomendasikan untuk berinvestasi di Mawar.
"Investor yang lebih agresif dan bisa mentolerir volatilitas dari saham-saham yang berkapitalisasi pasar kecil, Fokus 10 adalah produk yang tepat. Dan untuk investor yang berada di tengah-tengah, kami merekomendasikan untuk berinvestasi pada Konsumer 10," paparnya.