Kementerian Perdagangan Dorong Penggunaan Teknologi CAS untuk Minimalisir Gejolak Harga Cabai
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk memperpanjang umur simpan cabai
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, saat ini mendorong implementasi teknologi Controlled Atmosphere Storage atau CAS dan penggunaan teknologi ozon.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk memperpanjang umur simpan dari komoditas cabai.
"Dengan itu, dapat mengurangi sensitifitas harga terhadap pasokan. Pada akhirnya, dapat membantu meminimalisir terjadinya gejolak harga akibat efek cuaca ekstrem," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, ditulis Rabu (17/11/2021).
Walaupun demikian, Karim menilai implementasi teknologi tersebut masih terbentur faktor keekonomisan dan preferensi masyarakat Indonesia.
"Di mana, rata-rata masih menginginkan cabai segar ketimbang cabai yang sudah disimpan, maupun cabai olahan," katanya.
Di sisi lain, dia memberikan respons terkait adanya masyarakat yang terekam oleh video amatir sedang membuang cabai ke sungai akibat kualitasnya buruk.
Baca juga: Kemendag Punya Cara Atasi Harga Cabai Anjlok agar Stabil Lagi
Menurut Karim, sebagian wilayah Indonesia sekarang telah mulai memasuki musim hujan dan sedang terjadi kondisi iklim ekstrem la nina, sering terjadi hujan secara tiba-tiba dengan intensitas lebat.
Pada umumnya, curah hujan dengan intensitas tinggi akan menyebabkan tanaman cabai menjadi lebih rentan terkena penyakit dan mudah busuk.
"Sementara, preferensi masyarakat Indonesia menyukai buah cabai segar yang mulus dengan sedikit cacat. Karena itu, patut diduga bahwa cabai yang dibuang tersebut merupakan cabai tidak lulus sortir," pungkasnya.