Saat Pandemi, Transaksi Digital Maju Pesat, Nilainya Rp 3.910 Triliun Hingga Oktober 2021
Bank berlogo emas pita emas ini telah menganggarkan belanja modal (capex) hingga Rp 2 triliun untuk tahun depan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA -- Di tengah pandemi covid-19, transaksi digital makin berjaya.
Berdasar catatan Bank Indonesia, nilai transaksi digital banking mencapai Rp 3.910,25 triliun, naik 63,31% yoy pada Oktober 2021.
Salah satu contohnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang berhasil torehkan kinerja positif.
Hingga kuartal III 2021, transaksi internet banking BCA naik 29% yoy menjadi 1,09 miliar transaksi dan transaksi mobile banking melonjak 55% menjadi 2,64 miliar.
"Porsi transaksi digital banking yang mencakup mobile dan internet banking BCA sebesar 88% per kuartal III-2021.
Baca juga: Gaet Milenial, KAI Hadirkan Inovasi Pembayaran Digital
Sedangkan porsi transaksi di kantor cabang hanya sebesar 0,5%," kata Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn, Kamis (18/11).
Berbagai strategi telah dipersiapkan BCA untuk meningkatkan volume transaksi digital di masa mendatang.
Diantaranya, dengan memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan dan moderninasi infrastruktur teknologi informasi yang mendukung keandalan dan keamanan bertransaksi.
Tak mau kalah,PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga menyiapkan dana cukup untuk ekspansi layanan digital.
Baca juga: Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi: Transformasi Digital dalam Agraria suatu Kebutuhan
Bank berlogo emas pita emas ini telah menganggarkan belanja modal (capex) hingga Rp 2 triliun untuk tahun depan.
Melalui dana tersebut, Bank Mandiri membidik peningkatan transaksi finansial sekaligus akselerasi layanan digital di Livin untuk ritel maupun Kopra untuk wholesale.
Perusahaan juga masih mengkaji dan memantau kemungkinan akuisisi bank digital.
“Kami akan cari jalan yang tepat dan terbaik.
Kami terus kaji dan monitoring, tapi kalau hanya untuk jadi digital, per hari ini Bank Mandiri sudah jadi digital walaupun memiliki cabang,” terang Direktur Information Technology Bank Mandiri Timothy Utama.
Saat ini, 98% transaksi di kanal digital dan hanya 2% melalui kantor cabang. Secara ytd, nilai transaksi Bank Mandiri hampir Rp 1.500 triliun. Sedangkan transaksi dari wholesale hampir Rp 11.000 triliun.
Baca juga: Transformasi Digital Mutlak Dilakukan Fasilitas Kesehatan
Sementara itu, transaksi digital PT Bank Sahabat Sampoerna mencapai 23,8 juta kali pada kuartal ketiga 2021, naik hampir tiga kali lipat dari realisasi tahun lalu.
Peningkatan tersebut berkat transformasi digital yang sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra berkomitmen untuk selalu meningkatkan transformasi digital yang sampai saat ini telah dijalankan.
Dibarengi peningkatan layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, dan virtual account.
“Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN),” paparnya.
Tak hanya itu, perusahaan juga berencana meluncurkan Sampoerna Mobile Saving, tabungan online pada kuartal pertama 2022.
Ini merupakan salah satu upaya Bank Sampoerna untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah.
Di sisi lain, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di berbagai wilayah di Indonesia, telah mempengaruhi jumlah penyaluran kredit.
Walau begitu, total kredit Bank Sampoerna tetap stabil di angka Rp 8 triliun dan diharapkan mencapai Rp 8,4 triliun hingga akhir tahun. (Ferrika Sari )