Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perbankan Pilih Parkir Dananya di Surat Berharga, Ini Sebabnya

Perbankan di Indonesia saat ini sedang gandrung memarkirkan dananya ke surat berharga.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perbankan Pilih Parkir Dananya di Surat Berharga, Ini Sebabnya
Kontan
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perbankan di Indonesia saat ini sedang gandrung memarkirkan dananya ke surat berharga.

Pasalnya, pada masa pandemi ini likuiditas uangnya melimpah, di sisi lain penyaluran kreditnya masih seret.

Langkah ini menjadi strategi bank untuk mengoptimalkan simpanan nasabah saat penyaluran kredit masih rendah.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) misalnya, mengambil momen ini untuk menekan rasio dana mahal (CASA) agar beban dana (cost of fund) bisa turun.

Baca juga: Ekspansi Perusahaan Teknologi, Ajaib Rogoh Rp 745 Miliar Caplok Bank Bumi Arta

Salah satunya, dengan memarkirkan dana pihak ketiga (DPK) ke surat berharga negara (SBN).

"Kelebihan likuiditas kami tempatkan di SBN yang likuid, sehingga bisa siap setiap saat jika dikonversi untuk pembayaran kredit," kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nofry Rony Poetra, pada Jumat (19/11/2021).

Hingga September 2021, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Bank BTN mencapai 92,79%.

BERITA REKOMENDASI

Dengan rasio likuiditas yang kuat, bank pelat merah ini akan jaga LDR di level 92% - 95% hingga akhir tahun.

Baca juga: Bank Mandiri Optimalkan Dana Pihak Ketiga dan Tekan Biaya Dana Lewat Digitalisasi

Nofry memperkirakan, likuiditas akan mulai berkurang karena jumlah penyaluran kredit bertambah seiring membaiknya kondisi perekonomian.

Hal ini terlihat dari peningkatan kredit BTN sebesar 6,03% year on year (yoy) menjadi Rp 270,27 triliun pada September 2021.

Tak hanya Bank BTN, strategi penempatan dana nasabah ke obligasi juga diikuti PT Bank Panin Tbk.

Namun bank komersil ini tak hanya memarkirkan dananya ke obligasi pemerintah, tapi juga obligasi korporasi yang memberikan marjin menarik.


Selain itu, Bank Panin juga meningkatkan permintaan kredit sebagai salah satu strategi untuk mengelola likuiditas yang berlebih agar beban tetap terjaga.

Melalui strategi itu, Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo berharap, kondisi ekonomi membaik sehingga permintaan kredit meningkat.

Baca juga: Jalankan Investasi Berkelanjutan, Bank Neo Commerce Masih Catatkan Kenaikan Biaya Operasional

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas