Layanan Finansial Digital Berkontribusi Positif Bagi Perekonomian Indonesia
Tercatat ada 70 persen UMKM lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan yang menyediakan layanan finansial berupa pinjaman online, produk investasi, metode pembayaran dengan uang digital, hingga perencanaan keuangan terus tumbuh berkembang.
Kehadiran mereka tidak dapat dipungkiri, karena bagian dari kemajuan zaman dalam menjawab kecepatan pelayanan keuangan bagi masyarakat, serta menggerakkan perekonomian suatu negara.
Chief Executive Officer (CEO) DANA Vincent Iswara mengatakan, sampai saat ini pihaknya telah menggaet 90 juta pengguna dan mayoritas adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Ia menjelaskan, tercatat ada 70 persen UMKM lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi.
Pelaku UMKM banyak merasakan dampak positif dari hadirnya uang elektronik.
"Jadi data terakhir itu Rp 29 triliun, ini pertumbuhan 55 persen dari tahun ke tahun dan angkanya ini bertumbuh kembang, namun masih di tahap awal," kata dia dalam Webinar 'Accelerate Economic Recovery Through Digital Finance', Rabu (24/11/2021).
Ia menuturkan, kelebihan digital payment adalah dapat mendukung transparansi dalam transaksi.
Kemudian, membuat sistem pembayaran dan perekonomian juga secara keseluruhan menjadi lebih efisien.
Menurut Vincent, Presiden Jokowi pernah menyebutkan bahwa satu dari tiga pilar utama pembangunan ekonomi adalah transformasi digital.
Karena itu, lanjut dia, perlu dukungan semua pihak untuk terus mengembangkannya.
Baca juga: Jumlah Pinjol Resmi pun Mulai Berkurang, Berikut Alasan dan Daftar Fintech P2P yang Dicabut Izinnya
"Dan ini adalah sangat keren dan sangat mengagumkan karena kita semua mulai memasuki era (digitalisasi) ini bersama-sama," ucap dia.
Kemudian, pembiayaan melalui fintech lending juga terus meningkat sampai saat ini, seiring bertambahnya kebutuhan keuangan di masyarakat.
Salah satu teknologi finansial yang bergerak di bidang peer-to-peer lending adalah PT Investree Radhika Jaya. Investree mencatat total fasilitas pinjaman Rp 7 triliun hingga September 2020.
"Saya percaya bahwa kehadiran kami disini sangat relevan terutama di waktu Covid-19. Karena pandemi menutup, mengunci atau membatasi mobilitas dan juga tidak adanya akses untuk kredit," kata Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi.
Terkait dengan UKM, Adrian mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk menghadirkan solusi bisnis digital bagi mereka, mengingat adanya pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha terus dituntut berpikir bagaimana menjaga bisnis agar tetap hidup.
"Kami juga mempertahankan kualitas kredit, menjadi jangkauannya 90 hari dan kita juga bisa memastikan hal tersebut untuk pembayaran pandemi. Jadi kita punya jangkar yang kuat untuk membuat UKM dapat bertahan," jelasnya.
Kemudian, Professor of Finance University Technology of Sydney (UTS), Talis Putnins mengungkap bahwa keuangan digital akan memberikan peluang yang kuat untuk menggerakkan perekonomian suatu negara, meski ada atau tidaknya pandemi Covid-19.
Melalui keuangan digital, dinilainya juga dapat membangun ulang sistem keuangan negara yang ada saat ini.
"Namun kita masih ada di tahap awal dan masih banyak yang perlu dilakukan," kata dia.