Prediksi Perdagangan Saham Hari Ini, IHSG Dekat Posisi Rekor Sepanjang Masa
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (25/11/2021) nyaris menembus rekor sepanjang masa.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (25/11/2021) nyaris menembus rekor sepanjang masa.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat naik ke level 6.751 atau mendekati rekor tertingginya di posisi 6.754 pada sesi pertama, indeks saham akhirnya ditutup pada 0,24% ke 6.699,35.
Sektor transportasi dan logistik menjadi penyokong kenaikan sebesar 3,56%, diikuti oleh sektor infrastruktur yang naik sebesar 1,09%.
Sementara sektor properti dan teknologi bergerak turun masing-masing 1,21% dan 1,09%.
Baca juga: Saham Menghijau, IHSG Dibuka Mendekati Rekor Sepanjang Masa, Asing Jual MTEL dan ASII
Sejumlah saham yang menjadi pemberat IHSG antara lain BBCA, EMTK, BUKA, BBHI, dan HMSP. Mengutip RTI, di pasar reguler, asing mencatatkan beli bersih senilai Rp 202,44 miliar.
Tapi di pasar keseluruhan, asing mencatatkan net sell Rp 48,24 miliar.
Analis Artha Sekuritas, Dennies Christopher Jordan mengatakan, pergerakan IHSG didorong optimisme pelaku pasar menjelang window dressing akhir tahun.
Di sisi lain, data ekonomi Amerika Serikat yang tak meyakinkan membayangi laju IHSG.
Baca juga: Diprediksi Melemah, IHSG di Sesi I Justru Menguat 0,14 Persen ke 6.687,167
Secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren konsolidasi jangka pendek dengan kecenderungan melemah.
Indikator stochastic melebar usai membentuk deadcross di sekitar area overbought setelah gagal menembus resistance all-time high.
Pada perdagangan Jumat (26/11), Dennies memperkirakan, IHSG melemah dengan support 6.678 - 6.657 serta resistance di 6.735-6.771.
"Pergerakan IHSG di akhir pekan akan minim sentimen terutama dari data ekonomi," kata Dennies, Kamis (25/11).
Baca juga: IHSG Pekan Lalu Catat Sejarah, Bagaimana Pergerakannya di Hari Ini?
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas memprediksikan, hari ini, IHSG bergerak sideways dengan kecenderungan melemah.
Ini merupakan langkah pasar wait and see dan mengantisipasi hari libur bursa saham di Amerika Serikat.
Secara teknikal, kata Sukarno, IHSG berpeluang ditutup menguat tipis yang ditunjukkan oleh sinyal candle bullish.
Namun, indikator stochastic melemah, MACD histogram bergerak negatif (garis yang melandai cenderung turun) dan volume turun.
Jika bergerak bearish, IHSG bisa lanjut turun ke support 6.636-6.662.
Namun jika kembali naik, IHSG berpeluang kembali menguat dengan resistance di kisaran 6 732-6.751.