Dukung Kemajuan Kawasan Industri, DPR Dorong Pengembangan Pipanisasi Gas Bumi di Cisem
Setelah jaringan gas Cisem, pembangunan diharapkan untuk terus diarahkan di Jateng Selatan.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Proyek pembangunan pipanisasi gas bumi di wilayah Cirebon-Semarang (Cisem) direncanakan akan usai pada 2022 mendatang. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI terus mendorong proyek pembangunan infrastuktur gas bumi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan tersebut. Menurut Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto, pembangunan pipanisasi gas merupakan salah satu upaya untuk mendorong kemajuan.
"Di Jabar itu sudah ada West Java. Kemudian ada Cirebon ke Semarang atau biasa disebut Cisem. Di Jawa Timur juga sudah ada. Cisem akan mendorong kawasan industri seperti di Batang dan Kendal," hal tersebut dijelaskan oleh Sugeng usai Sosialisasi Kinerja dan Penyuluhan Regulasi BPH Migas Tahun 2021 di Purwokerto, Jateng, Sabtu (27/11/2021)
Sugeng kemudian menjelaskan bahwa pembangunan pipanisasi gas Cisem telah dimulai pada tahun 2020 secara multiyears dan ditargetkan untuk rampung pada 2022 mendatang.
"Alokasi dananya memang besar, sehingga tidak bisa hanya menggunakan satu tahun anggaran, tetapi harus multiyears," kata anggota DPR dari Fraksi Nasdem tersebut.
Setelah jaringan gas Cisem, Sugeng mendorong agar pembangunan juga diarahkan di Jateng Selatan. Menurutnya, jangan sampai pembangunan hanya menargetkan wilayah Pantura saja. Ia berharap Jateng Selatan juga dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi ke depannya.
"Cilacap bisa menjadi tempat storage atau tempat penyimpanan, kemudian dibangun infrastruktur pipa yang bisa mengalirkan ke barat maupun timur. Sumber gasnya dari mana? Bisa saja lewat pipanisasi yang menyambung antara Cirebon-Semarang," jelas Sugeng.
Ia pun menjelaskan bahwa Cilacap tidak hanya merupakan lokasi kilang Pertamina yang mengolah minyak mentah menjadi BBM, namun juga sebagai kabupaten yang memiliki storage gas. Dengan cadangan yang cukup besar, pemanfaatan gas juga harus didorong oleh berbagai pihak.
Di kesempatan yang sama, anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas mengatakan bahwa pihaknya telah menerima inisiatif dari Pemkab Cilacap untuk pengembangan klaster pendistribusian gas bumi, baik compressed natural gas (CNG) maupun liquid natural gas (LNG).
"Kami telah bertemu dengan Bupati Cilacap, mereka berinisiatiif melakukan investasi di kabupaten setempat sebagai klaster pendistribusian gas bumi dengan moda CNG maupun LNG. Itu juga merupakan bentuk pengurangan beban pemerintah terhadap subsidi. Masyarakat juga bisa memilih untuk penggunaan gas," pungkasnya. (*)