Startup Delos Ajak Petambak Udang Tingkatkan Produktivitas Panen
Perusahaan start-up aquatech Indonesia, Delos, terus mendukung para petambak udang untuk memajukan pertambakan udang Indonesia.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan start-up aquatech Indonesia, Delos, terus mendukung para petambak udang untuk memajukan pertambakan udang Indonesia.
Dengan berbekal teknologi bernama Aquahero, Delos dapat menjadi solusi dari problem tradisional tambak udang yang terjadi sekarang ini.
Aquahero mampu menjaga akurasi perkiraan dan rekomendasi tindakan yang dihasilkan.
Terdapat empat hal yang ditawarkan dalam implementasinya ke industri tambak udang tersebut.
CEO Delos, Guntur Mallarangeng, mengatakan teknologi Aquahero lebih sebagai pendamping petambak agar dapat menjalankan usahanya secara tepat guna.
“Sebagai awal permulaan, Delos akan mengambil sampling data dari tambak tersebut, lalu akan meneliti dengan seksama untuk mendapatkan rekomendasi tindakan apa yang diperlukan,” ujar Guntur dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (1/12/2021).
Secara garis besar, ada beberapa hal yang dapat dilakukan Delos dalam tambak udang.
Pertama, sistem SOP manajemen dan pengawasan yang ideal.
Baca juga: HUT Ke-22, KKP Kembangkan Modelling Tambak Udang Modern Pertama di Indonesia
Pengoperasian tambak udang harus memiliki manajemen dan pengawasan yang baik agar dapat menghasilkan jumlah panen yang diinginkan.
Dengan ketepatan, pada akhirnya bisa meningkatkan profitabilitas dan produktivitas tambak.
Kemudian kedua, pemantauan data siklus ditampilkan secara langsung untuk mempermudah pemantauan dan prakiraan kualitas air, termasuk tingkat level dan prakiraan Amonia.
Selanjutnya ketiga, sistem supply chain yang benar dari hulu sampai hilir.
Dengan sangat terfragmentasi, masalah kesenjangan produktivitas antar tambak dapat teratasi.
Banyak tambak konvensional saat ini mengalami hambatan di tengah-tengah value chain, dan membatasi output pabrik dan ekspor di hilir hingga rata-rata hanyai mencapai 40 persen sampai 60 persen kapasitas pabrik.
Baca juga: Pengamat Apresiasi Atensi Kepala KSP Moeldoko kepada Petambak Garam