Saham-saham Emiten Baru yang Jadi Buruan Investor Asing
Perdagangan saham di akhir tahun ini, saham-saham emiten baru jadi buruan investor asing.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perdagangan saham di akhir tahun ini, saham-saham emiten baru jadi buruan investor asing.
Dua emiten yang jadi buruang investor asing adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel.
Salah satu investor asing tersebut adalah perusahaan asal Singapura, Archipelago Investment Pte. Ltd.
Archipelago menanamkan modal di Mitratel dan Bukalapak.
Baca juga: IHSG Akhir Pekan Terperosok 45,31 Poin ke 6.538,51, Ini yang Dikoleksi Investor Asing
Archipelago adalah perusahaan holding investment milik Government of Singapore Investment Corporation (GIC). Archipelago membeli saham MTEL lewat IPO sebanyak 5,3% dari total.
Perusahaan pelat merah Singapura ini menambah 1,6 miliar saham Bukalapak seharga Rp 850 per saham atau mencapai Rp 1,36 triliun.
Baca juga: IHSG Jatuh 26,25 Poin ke 6.507,68, Investor Asing Jual Saham Hingga Rp 621,65 Miliar
Setelah transaksi pembelian saham BUKA, GIC dan Archipelago Investment Ltd memiliki 11,3 miliar saham BUKA, setara 11%.
Sebelum itu, GIC dan Archipelago menggenggam 9,7 miliar saham BUKA.
Archipelago juga memiliki saham calon emiten produsen cat PT Avia Avian Tbk.
Mengutip prospektus IPO Avia Avian, Archipelago punya 10% saham Avia sebelum IPO.
Tak hanya Singapura, perusahaan raksasa asal Thailand yakni Siam Cement Group (SCG) juga mengakuisisi 12,75% saham PT Caturkarda Depo Bangunan (DEPO).
Akuisisi ini dilakukan lewat anak usaha hasil joint-venture Siam Cement Public (SCC) dan Siam Global House (GBH), yaitu Global House International (GBI).
Baca juga: Prediksi IHSG Hari Ini, Bergerak di Rentang Terbatas, Cemati Saham-saham Berikut
Menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, asing punya perhitungan sendiri terkait proyeksi bisnis dan potensi keuntungan.
Ia bilang, perbedaan investor asing dan lokal adalah kesabaran.
Asing lebih bersabar menunggu pertumbuhan perusahaan.
Adapun investor domestik cenderung menginginkan pertumbuhan instan dan keuntungan yang cepat.
Analis Binaartha Sekuritas Lingga Pratiwi juga sepakat menyebut saham yang dimiliki investor asing menarik.
Investor asing biasanya masuk saham perusahaan yang memiliki fundamental baik dan pertumbuhan bisnis kuat.
Selain itu, likuiditas harus lancar dan dapat merefleksikan harga saham sesuai value.
Lingga menilai emiten BUKA, MTEL, dan calon emiten Avia Avian mempunyai prospek menjanjikan.
Di sembilan bulan pertama tahun ini, BUKA mencatat pendapatan Rp 1,3 triliun, naik 42% secara tahunan.
Biaya operasional BUKA turun dan rugi bersih turun 9% jadi Rp 1,1 triliun.
BUKA akan memperluas jangkauan ke UMKM dan memiliki layanan perbankan (BukaTabungan) kerjasama dengan Standard Chartered.
Sementara itu, MTEL memiliki 28.030 menara dengan 42.016 tenant, menjadikannya sebagai perusahaan menara terbesar di Indonesia.
Keunggulan utama Mitratel adalah 57% menara di luar Jawa dengan tenancy ratio ex-Jawa masih rendah, yakni 1,39 kali.
Untuk Avian dan DEPO harus kita lihat perkembangan bisnis di masa mendatang.