Indonesia Perlu Biaya Rp 3.500 Triliun untuk Turunkan Emisi di Sektor Energi
Menkeu Sri Mulyani menyebut untuk menurunkan emisi karbon dari sektor energi demi mencapai net zero emission membutuhkan dana hingga Rp 3.500 triliun
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut penurunan emisi karbon dari sektor energi untuk mencapai net zero emission membutuhkan dana hingga Rp 3.500 triliun.
"Sektor energi bisa menurunkan tiga per empat atau 450 juta ton ekuivalen CO2. Biaya untuk menurunkan itu Rp3.500 triliun," ujar Sri Mulyani secara virtual, Selasa (7/12/2021).
Dia mengatakan, dunia internasional termasuk Indonesia telah sepakat menurunkan emisi karbon sebagai upaya menekan dampak perubahan iklim melalui melalui Perjanjian Paris dan terbaru dalam Change Conference of the Parties (COP26).
"Pertamina sebagai salah satu BUMN energi, ini tanggungjawab luar biasa untuk transformasikan bisnis dan perusahaan. Salah satu pilar untuk bisa mencapai net zero emission, konteks ini kami melihat peran semua pihak jadi penting," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Petrogres Terapkan Prinsip Industri Hijau untuk Pacu Daya Saing
Kebutuhan yang besar untuk transisi energi, yaitu memberhentikan operasi pembangkit listrik dari batubara dengan mengganti ke pembangkit energi hijau.
Baca juga: Sektor Swasta Dukung Agenda Pemerintah Atasi Perubahan Iklim Lewat Pendekatan Yurisdiksi
Meski terdapat biaya yang sangat besar di awal, kata Sri Mulyani, dalam jangka panjang akan membawa manfaat yang sangat baik bagi Indonesia.
"Energi adalah sektor yang very expensive and costly, tapi dia sangat penting bagi rakyat dan peranannya untuk menurunkan CO2 adalah the second largest in our economy," paparnya.