Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menperin: Industri 4.0 Bukan Menara Gading, Siapapun Dapat Bertransformasi

Revolusi industri 4.0 bukan hanya dilakukan oleh industri-industri besar, sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) juga mulai mengimplementasikannya.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Menperin: Industri 4.0 Bukan Menara Gading, Siapapun Dapat Bertransformasi
ist
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Menperin: Industri 4.0 Bukan Menara Gading, Siapapun Bisa Bertransformasi 

Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Revolusi industri 4.0 bukan hanya dilakukan oleh industri-industri besar, sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) juga mulai mengimplementasikannya.

Penerapan industri 4.0 mendukung pelaku sektor manufaktur dalam transformasi industri yang mengintegrasikan semua lini produksi dengan bantuan teknologi digital.

Sebagai prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, industri makanan dan minuman (mamin) menjadi fokus penerapan peta jalan tersebut.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengupayakan agar IKM mamin dapat mengadopsi teknologi di sepanjang rantai nilai untuk meningkatkan hasil produksi dan pangsa pasar.

"Hal ini menunjukkan bahwa industri 4.0 bukan menara gading, karena siapapun dimanapun, kapanpun, dapat bertransformasi dengan teknologi ini. Industri 4.0 memungkinkan teknologi untuk semua," tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Selasa (7/12/2021).

Transformasi digital menuju era industri 4.0 di IKM juga dilakukan oleh koperasi di kaki Gunung Slamet, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Baca juga: Kemenperin Lakukan Sejumlah Terobosan untuk Ciptakan Iklim Usaha Kondusif dan Sehat di KEK

Berita Rekomendasi

"Ini memang langkah kecil, tapi bila diorkestrasikan dengan kebijakan, bisa memberi dampak luar biasa," ungkap Agus. 

Komoditas unggulan yang dapat didorong menuju era 4.0 ialah IKM gula palma. Ekspor produk berbahan dasar nira kelapa/gula aren/gula siwalan tersebut mencapai 36,500 ton dengan nilai 49,3 juta dolar AS pada 2019 dan meningkat menjadi 39,400 ton dengan nilai 63,5 juta dolar AS di 2020.

Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palma di dunia. Selain pasar ekspor, peluang di dalam negeri juga dinilai sama-sama menjanjikan.

Dalam rangka meningkatkan daya saing gula palma Indonesia di pasar global, terutama dalam hal efisiensi dan traceability, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) terus mendukung penerapan transformasi industri 4.0 bagi IKM gula palma. 

"Rantai pasok gula palma yang cukup panjang, mulai dari penderes, perajin, hingga eksportir mampu menyerap banyak tenaga kerja, yang akan berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menggerakkan perekonomian di daerah," terang Menperin.

Untuk menjaga pasar utamanya dari negara pesaing, kualitas gula palma harus diperhatikan dengan baik agar tetap terjamin. Demikian pula dalam proses produksi yang harus efisien dan mudah telusur.

Baca juga: Jelang Tutup Tahun 2021, Kemenperin Proyeksikan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Tumbuh Positif

Pada kesempatan ini, Menperin melakukan dialog dengan KSU Nira Satria yang diketuai oleh Nartam Andrea Nusa.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas