Perusahaan Migas Asing Hengkang dari RI, Pengamat: Ada Kekhawatiran Energi Fosil Tak Menarik Lagi
Pengalaman Bhima Yudhistira menilai ada beberapa alasan perusahaan migas internasional keluar dari Indonesia.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asing mulai meninggalkan Indonesia, terbaru ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd (CIHL) kini resmi melepas sahamnya ke PT Medco Energi International Tbk (MEDC).
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyampaikan, terdapat beberapa alasan perusahaan migas internasional keluar dari Indonesia.
Pertama, kata Bhima, soal perizinan dan kepastian hukum di dalam negeri sering dikeluhkan para pemain migas asing, karena setiap ada menteri baru peraturan berubah, jadi biaya ketidakpastiannya menjadi mahal.
"Perizinan juga memakan waktu lama untuk pengembangan sumur baru," kata Bhima saat dihubungi, Jumat (10/12/2021).
Faktor kedua yaitu biaya investasi untuk meningkatkan produksi terbilang mahal karena membutuhkan teknologi tinggi.
Baca juga: Abaikan Protes China Soal Pengeboran Migas di Natuna, Profesor Eddy: Sikap RI Sudah Tepat
"Ketiga, ada kekhawatiran jangka panjang energi fosil tidak lagi menarik, sehingga banyak perusahaan migas mulai beralih ke bisnis energi terbarukan," tuturnya.
Menurutnya, perusahaan migas saat ini juga makin terbatas opsi menarik pinjaman dari lembaga keuangan, seiring adanya komitmen penurunan emisi karbon dan hal ini mempengaruhi persepsi risiko lembaga keuangan seperti perbankan.
Baca juga: Revisi Undang-undang Migas Ditargetkan Rampung Akhir 2022
"Tidak lama lagi aset aset minyak menjadi stranded atau terbengkalai karena era minyak mungkin berakhir dalam beberapa tahun ke depan," paparnya.
Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional telah menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL) dari Phillips International Investment Inc., yang merupakan anak perusahaan dari ConocoPhillips.
CIHL memegang 100 persen saham di ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (CPGL) dan 35 persen saham di Transasia Pipeline Company Pvt. Ltd. CPGL adalah Operator dari Corridor PSC dengan kepemilikan 54 persen working interest.
Corridor PSC memiliki dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas berlokasi di onshore Sumatera Selatan, Indonesia.