Daftar Lima Taipan Penguasa Bisnis Minyak Goreng di Indonesia
Selain memiliki pabrik kelapa sawit sendiri, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit hingga ratusan ribu hektare,
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga minyak goreng melonjak dalam beberapa waktu terakhir dikeluhkan masyarakat karena perannya sebagai kebutuhan pokok (minyak goreng mahal).
Kenaikannya tak hanya terjadi pada minyak goreng kemasan, namun juga terjadi pada minyak goreng curah yang biasa dijual dalam kemasan plastik bening di pasaran.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sebenarnya sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 11.000 liter.
Namun fakta di lapangan, harga minyak goreng sudah jauh melebihi HET. Di beberapa pasar, harga minyak goreng sudah berada di atas Rp 18.000 per liter.
Dalih kenaikan harga minyak goreng dari produsen yakni karena adanya kenaikan harga CPO di pasar global.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia sejauh ini terkonsentrasi di Kalimantan dan Sumatera.
Sebagian perkebunan kelapa sawit besar lainnya berada di Sulawesi dan kini juga perlahan mulai banyak merambah Papua.
Setelah menyalip posisi Malaysia beberapa tahun lalu, Indonesia sendiri kini tercatat menjadi produsen minyak sawit atau CPO terbesar di dunia.
Tak heran, banyak pemilik perkebunan kelapa sawit dan produsen minyak goreng adalah para pengusaha yang masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia.
Selain memiliki pabrik kelapa sawit sendiri, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit hingga puluhan ribu hektare, bahkan ratusan ribu hektare.
Berikut daftar konglomerat yang kaya raya dari bisnis minyak goreng di Indonesia:
Martua Sitorus adalah sosok di balik guritas bisnis Wilmar dengan salah satu produknya adalah minyak goreng dengan berbagai merek.
Di Indonesia, merek minyak goreng dari Wilmar adalah Fortune dan Sania.