Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kadin dan Omah Asa Kolaborasi Gagas Gerakan Entrepreneurship Kalangan Pesantren

Arsjad Rasjid mengatakan, NU sebagai lembaga keagamaan punya potensi yang sangat besar. Saat ini warga Nahdliyin kurang lebih mencapai 100 juta.

Editor: Sanusi
zoom-in Kadin dan Omah Asa Kolaborasi Gagas Gerakan Entrepreneurship Kalangan Pesantren
Handout
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergelaran Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung ternyata tidak hanya memilih pucuk pimpinan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Tapi juga isu yang tak kalah penting, adalah entrepreneurship di kalangan pesantren.

“Pesantren tak cukup hanya mendidik ilmu agama untuk para santri. Pesantren harus juga mendidik santri menguasai ilmu ekonomi dan ilmu digital agar umat semakin berdaya dan sejahtera,” ujar Pengasuh Ponpes Ora Aji, Sleman, Gus Miftah saat acara diskusi Forum Gus Discussion, kolaborasi Omah Asa bersama Kadin Indonesia dan Krakatau Steel, Sabtu (25/12/2021).

Baca juga: Cegah Gelombang Ketiga Covid-19, Masyarakat Harus Waspadai Munculnya Varian Omicron

Bersama Ipang Wahid dan Atta Halilintar, Gus Miftah mendirikan Omah Asa, pusat kebajikan yang menginisiasi gerakan-gerakan kebaikan dan pemberdayaan umat.

Diskusi yang dihadiri sekitar 120 Gus-Gus (putra kiai) dari seluruh Indonesia tersebut membahas beberapa topik aktual.

Mulai dari UMKM, industri, digital marketing, hingga block chain dan crypto currency.

Berita Rekomendasi

“Pesantren sekarang harus mampu bertransformasi menjadi basis kegiatan ekonomi produktif. Kita harus cerdas dan jeli mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi.” kata Gus Ipang Wahid yang juga cicit pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy’ari, sekaligus putra mendiang Gus Sholah.

Baca juga: UMKM Didorong Daftarkan Hak Kekayaaan Intelektual agar Bisa Garap Pasar Luar Negeri

Menjadi pembicara utama dalam diskusi tersebut, antara lain, Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dan Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.

Dalam sambutannya secara virtual, Menteri BUMN Erick Thohir menekankan pentingnya pesantren diberdayakan secara ekonomi.

Arsjad Rasjid mengatakan, NU sebagai lembaga keagamaan punya potensi yang sangat besar. Saat ini warga Nahdliyin kurang lebih mencapai 100 juta.

"Ini adalah ekosistem yang sangat masif untuk menciptakan kemandirian umat. Dan ini bisa kita konsolidasikan secara efektif hanya dengan digitalisasi,” kata Arsjad.


Potensi tersebut, kata Arsjad, mulai dari pemberdayaan ekonomi, UMKM, hingga dakwah.

Baca juga: Kemandirian Pesantren hingga Moderasi Beragama, Gus Yaqut Beberkan Capaian Jadi Menag Selama Setahun

“Kalau bisa menjadi basis kegiatan ekonomi produktif, pesantren bisa kita sinergikan dengan industri lokal di sekitar kawasan pesantren bersama dengan UMKM-nya,” katanya.

Arsjad sangat menyayangkan jika pesantren hanya menjadi basis konsumsi produk-produk komersial. “Indonesia harus jadi bangsa produsen, dan pesantren harus menjadi salah satu motor penggeraknya,” katanya.

Karena itu, bersama Kadin Indonesia, Omah Asa mendorong gerakan entrepreneurship di pesantren. Selain menjadi lembaga pendidikan, pesantren harus juga menjadi lembaga bisnis dan digital.

“Ke depan harus muncul santri-santri pengusaha. Setiap pesantren akan menjadi episentrum ekonomi baru bagi daerahnya. Sentra bisnis ala pesantren ii tak hanya menghidupi pesantren, tapi juga ekonomi warga sekitarnya. Islam rahmatan lil alamin mewujud dalam sektor ekonomi,” kata Gus Miftah.

Ipang Wahid menutup diskusi dengan tantangan kepada para gus yang hadir.
“Kadin Indonesia sudah akan memulai kolaborasi wirausaha berbasis pesantren. Panjenengan semua berani memulai nggak?“ tutup Gus Ipang.(Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas