Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BSI Dorong Digitalisasi Ekosistem Masjid, Aktivitas Ziswaf Kini Melalui QRIS

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI terus memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in BSI Dorong Digitalisasi Ekosistem Masjid, Aktivitas Ziswaf Kini Melalui QRIS
Tribunnews/Herudin
Teller Bank Syariah Indonesia (BSI) melayani nasabah di Kantor Cabang BSI, di Jakarta Selatan, Senin (1/2/2021). BSI Dorong Digitalisasi Ekosistem Masjid, Aktivitas Ziswaf Kini Melalui QRIS 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI terus memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.

Komitmen tersebut dibuktikan dengan peluncuran Digitalisasi Ekosistem Masjid, yakni melalui 37 Masjid di wilayah Aceh sebagai percontohan implementasi program tersebut.

Wakil Komisaris Utama BSI, Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengatakan, program tersebut sebagai kelanjutan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara BSI tengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) pada 29 September lalu.

Baca juga: BI: Ekonomi Syariah Genjot PDB Hingga Rp 80 Triliun Per Tahun

Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran masjid untuk penguatan ekonomi masyarakat.

Menurut TGB, masjid sebagai tempat ibadah harus dioptimalkan fungsinya bagi kemaslahatan umat.

Selain sebagai sarana ibadah, masjid pun harus menjadi tempat untuk membangun kemajuan umat.

Berita Rekomendasi

Salah satunya dengan penyediaan layanan pengelolaan keuangan masjid melalui sistem perbankan syariah sebagai bagian dari program kolaborasi bersama DMI.

“Bismillaah, Insya Allah hari ini giliran Provinsi Aceh yang akan melakukan launching Digitalisasi Ekosistem Masjid. Terdapat 37 Masjid di Region Aceh yang menjadi percontohan implementasinya,” jelas TGB dalam keterangannya, Senin (27/12/2021).

Akibat kenaikan kasus baru COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah mengumumkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Kebijakan yang memperketat kegiatan sosial dan ekonomi ini diterapkan di Jawa dan Bali mulai 3-20 Juli 2021.

Dengan kondisi yang membuat segala kegiatan dan aktivitas masyarakat menjadi terbatas, pola kehidupan sosial dan ekonomi pun mengalami perubahan. Di sisi lain, kepedulian terhadap nilai-nilai keberlanjutan (sustainability) untuk membantu sesama juga semakin meningkat terutama dalam permasalahan ekonomi.

Ardi Gunardi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pasundan serta Editor-in-Chief Indonesian Journal of Sustainability Accounting and Management, menyatakan tentang pentingnya penerapan sektor keuangan secara berkelanjutan oleh bank syariah di masa pandemi.

Keuangan berkelanjutan (sustainable finance) bagi bank syariah di Indonesia didefinisikan sebagai dukungan menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup dari perspektif islam, pengintegrasian keuangan berkelanjutan dalam prinsip dan standar syariah. Ardi menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dan menyebabkan berbagai krisis hampir di seluruh dunia. Kondisi pandemi sekarang ini menjadi kesempatan bagi bank syariah untuk mengevaluasi pentingnya penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). TRIBIUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO
Akibat kenaikan kasus baru COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah mengumumkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Kebijakan yang memperketat kegiatan sosial dan ekonomi ini diterapkan di Jawa dan Bali mulai 3-20 Juli 2021. Dengan kondisi yang membuat segala kegiatan dan aktivitas masyarakat menjadi terbatas, pola kehidupan sosial dan ekonomi pun mengalami perubahan. Di sisi lain, kepedulian terhadap nilai-nilai keberlanjutan (sustainability) untuk membantu sesama juga semakin meningkat terutama dalam permasalahan ekonomi. Ardi Gunardi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pasundan serta Editor-in-Chief Indonesian Journal of Sustainability Accounting and Management, menyatakan tentang pentingnya penerapan sektor keuangan secara berkelanjutan oleh bank syariah di masa pandemi. Keuangan berkelanjutan (sustainable finance) bagi bank syariah di Indonesia didefinisikan sebagai dukungan menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup dari perspektif islam, pengintegrasian keuangan berkelanjutan dalam prinsip dan standar syariah. Ardi menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dan menyebabkan berbagai krisis hampir di seluruh dunia. Kondisi pandemi sekarang ini menjadi kesempatan bagi bank syariah untuk mengevaluasi pentingnya penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). TRIBIUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO (TRIBUNNEWS.COM/IST)

“Ada banyak bentuk kerja sama dari program ini. Tentunya yang akan memberikan kemaslahatan bagi ekonomi umat,” sambungnya.

TGB pun menekankan bahwa BSI merupakan bagian dari masyarakat di Provinsi Aceh.

Kehadiran BSI di provinsi tersebut, kata TGB, akan senantiasa berkomitmen menumbuhkembangkan perekonomian di sana. 

Sehingga dengan kolaborasi bersama DMI, kehadiran BSI menjadi upaya yang kuat untuk mengembalikan kejayaan perekonomian masyarakat Aceh.

Adapun kerja sama dalam Digitalisasi Ekosistem Masjid, antara lain pemanfaatan BSI Net Banking sebagai media pengelolaan keuangan masjid.

Penggunaan QRIS untuk transaksi sosial zakat, infak, sedekah dan waqaf (ZISWAF) para jamaah.

Baca juga: BI Sebut Ekonomi Syariah Mampu Genjot PDB hingga Rp 80 Triliun Per Tahun

Sehingga, kotak-kotak amal masjid akan ditempel QRIS dan dana akan langsung tertransfer ke rekening masjid.

Ada pula kerja sama BSI Smart Agen di mana pengurus masjid menjadi pengelolanya.

Selain itu, program referral Kode-in Masjid. Di mana setiap pembukaan rekening jamaah melalui BSI Mobile akan memberikan donasi untuk kebersihan masjid.

Pengurus masjid juga akan memiliki aplikasi digital masjid yang dapat menghadirkan kebutuhan informasi.

Baik terkait keuangan, informasi ibadah, maupun kajian masjid yang dapat diakses baik oleh pengurus maupun jamaah masjid secara langsung, kapanpun, dan dimanapun sehingga terjadi transparansi.

“Saya melihat masjid yang sudah menerapkan ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf ) dengan QRIS Masjid bisa meningkatkan pendapatannya hingga 10 kali lipat. Hal ini menjadi temuan menarik dan bisa mendorong penetrasi QRIS Masjid,” pungkas TGB.

Adapun secara nasional, DMI mencatat jumlah masjid dan mushala yang ada di Indonesia mencapai hampir 800 ribu. Sementara jumlah yang sudah tercatat resmi melalui Sistem Informasi Masjid (Simas) Kementerian Agama sebanyak 300 ribu masjid.

Jumlah yang cukup besar ini tentu membawa peran signifikan bagi masyarakat, bukan hanya sebagai tempat ibadah melainkan juga sebagai pusat peradaban di antaranya dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi umat. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas