Bergejolak, IHSG Rabu Ditutup di Zona Hijau, Naik ke level 6.600, Berikut Prediksi Esok Pagi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan kenaikan 2,33 poin atau 0,04% ke level 6.600.677.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gejolak perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Rabu (29/12/2021) ternyata berakhir indah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan kenaikan 2,33 poin atau 0,04% ke level 6.600.677.
Mengutip Kontan dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI Business, sepanjang perdagangan IHSG bergerak di zona hijau dan di zona merah dengan rentang 6.585.396 - 6.621.579.
Total volume perdagangan saham di BEI mencapai 34,82 juta dengan nilai transaksi Rp 9,83 triliun.
Ada 222 saham yang naik, 306 saham yang turun dan 146 saham yang stagnan.
Baca juga: Dibuka Menghijau, IHSG Sesi I Rabu Jatuh 7,718 Poin ke Level 6.590,625
Penguatan IHSG ditopang kenaikan lima sektor dari total 11 sektor di BEI.
Sektor yang menguat paling tinggi adalah sektor barang konsumer non primer 1,57%, sektor teknologi 1,21%, sektor kesehatan 0,68%, sektor infrastruktur 0,50%, dan sektor barang konsumer primer 0,08%.
Sementara sektor yang turun adalah sektor energi 0,32%, sektor properti dan real estate 0,23%, sektor transportasi 0,17%, sektor keuangan 0,16%, sektor barang baku 0,11% dan sektor perindustrian 0,06%.
Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 106,1 miliar di seluruh pasar. Kendati demikian, sejumlah saham berikut juga banyak dikoleksi asing.
Asing mencatat net buy terbesar pada saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) sebesar Rp 61,3 miliar.
Baca juga: IHSG Selasa Ditutup Naik 22,90 Poin ke 6.598,34, Investor Asing Borong Saham Rp 402 Miliar
Saham TKIM ditutup menguat tipis 0,32% ke Rp 7.725 per saham.
Total volume perdagangan saham TKIM mencapai 109 juta dengan nilai transaksi Rp 89,1 miliar.
Investor asing juga banyak mengoleksi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 53,3 miliar. Saham BMRI ditutup menguat 0,71% ke Rp 7.100 per saham.
Total volume perdagangan saham BMRI mencapai 14,1 juta dengan nilai transaksi Rp 100,2 miliar.
Prediksi Esok
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, penguatan terbatas IHSG terebut disebabkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap perkembangan Covid-19 varian Omicron di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Pergerakan di awal pekan menjelang libur pergantian tahun juga masih minim sentimen.
Untuk perdagangan Kamis (30/12/2021), Dennies memprediksi IHSG akan kembali menguat. Support 1 IHSG diperkirakan berada di level 6.581, support 2 di 6.565, resistance 1 di 6.617, dan resistance 2 di 6.637.
Baca juga: IHSG Kamis Sesi I Melaju 7,878 poin ke level 6.537,471, Investor Asing Buru Saham Ini
Secara teknikal, candlestick membentuk higher high dan higher low disertai indikator kenaikan volume yang mengindikasikan potensi penguatan dalam jangka pendek.
"Akan tetapi, pergerakan masih akan cukup terbatas karena minimnya sentimen dalam negeri serta adanya kekhawatiran akan tingginya kasus Covid-19 di AS dan Eropa," ucap Dennies, Rabu (29/12).
Bernada serupa, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga memproyeksi, IHSG bakal menguat terbatas untuk menguji kembali area 6.610-6.627 pada Kamis (30/12).
Support IHSG diperkirakan berada di level 6.555 dengan resistance di 6.662.
Menurut Herditya, secara teknikal, IHSG saat ini sedang berada di akhir penguatan dalam skenario terburuknya.
"Di sisi lain, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh pergerakan bursa regional Asia yang juga bergerak bervariasi karena adanya aksi profit taking menjelang akhir tahun," kata dia.
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan, IHSG akan bergerak sideway dalam rentang 6.580-6.630 di hari perdagangan terakhir 2021, Kamis (30/12) dengan support di 6.550.
Secara teknikal, proyeksi tersebut didukung oleh terbentuknya pola doji star dan indikasi jenuh beli oleh Stochastic RSI.
Baca juga: IHSG Kamis Sesi I Melaju 7,878 poin ke level 6.537,471, Investor Asing Buru Saham Ini
Dari data ekonomi, pelaku pasar cenderung wait and see terhadap data sektor tenaga kerja AS yang akan dirilis pada Kamis (30/12) dan indeks manufaktur China pada Jumat (31/12).
Investor juga masih menantikan data ekonomi domestik seperti indeks manufaktur dan inflasi Desember 2021 yang akan diumumkan pada Senin (3/1/2022).
"Masih dari dalam negeri, pelaku pasar juga mengantisipasi perkembangan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia di tengah potensi peningkatan mobilitas masyarakat di akhir pekan ini," kata Valdy.
Valdy menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham yang berpotensi rebound pada Kamis (30/12), seperti INDF, MIKA, HEAL, AKRA, dan EXCL. Sementara Herditya merekomendasikan investor untuk mencermati MTEL, BIRD, dan BRPT. (Noverius Laoli/Nur Qolbi)