Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IHSG Pada 2021 Berjaya dan Sempat Catat Rekor Sepanjang Masa, Bagaimana di Tahun 2022?

IHSG sempat bergerak ke level tertinggi sepanjang sejarah (all-time high) ketika menyentuh level 6.723,39 pada 22 November 2021.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in IHSG Pada 2021 Berjaya dan Sempat Catat Rekor Sepanjang Masa, Bagaimana di Tahun 2022?
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi 

Sektor lainnya datang dari infrastruktur telekomunikasi yang mana sektor tersebut masih dapat bertumbuh di tengah pandemi.

Karyawan mengamati harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66 persen atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. Tribunnews/Irwan Rismawan
Karyawan mengamati harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66 persen atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Selanjutnya juga ada sektor komoditas, khususnya batubara mengingat tren harga yang cukup baik. Hanya saja, ia menyarankan sektor komoditas batubara menjadi diversifikasi.

Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat terkait harga batubara ia menyarankan investor untuk berhati-hati lantaran akan ada saatnya permintaan akan stabil.

"Saat ini memang permintaan sedang hype karena aktivitas ekonomi telah mulai berjalan dan mobilitas dibuka sehingga memberi pengaruh pada harga batubara, tetapi kami melihat batubara tidak akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi lagi," sebutnya.

Hal itu lantaran saat ini kondisi global yang mana China telah mulai melakukan lockdown secara parsial. Kemudian, di Amerika Serikat sebanyak 1.100 penerbangan telah dibatalkan dan juga Australia juga telah menunjukkan peningkatan kasus 10.000 per hari.

Selain itu, berkaca saat varian omicron masuk harga minyak dan batu bara juga turun. "Sehingga hal ini menjadi perhatian," lanjutnya.

Oleh sebab itu, Nico lebih menjagokan BBCA, BMRI, SMGR, ICBP, AALI, EMTK, dan TBIG. Adapun pada tahun depan ia memproyeksikan IHSG di level 7.384.

BERITA TERKAIT

Wawan melanjutkan, untuk sektor komoditas batu bara dia melihat emiten yang akan diuntungkan lebih pada yang berorientasi ekspor memanfaatkan sentimen krisis energi. Karenanya, untuk sektor itu Infovesta menjagokan ITMG dan ADRO.

Dari sisi saham, Wawan bilang untuk sektor keuangan dari BBCA dan BBRI. Kedua emiten tersebut memiliki anak usaha bank digital sehingga selain memanfaatkan perbankan konvensional keduanya juga dapat melebarkan sayapnya ke digital.

Untuk BBRI juga didorong dari right issue yang memecahkan rekor sehingga memiliki dana yang besar untuk ekspansi di tahun depan.

Untuk FMCG, Wawan menjagokan ICBP yang diprediksi akuisisi Pinehill sudah bisa menghasilkan. Kemudian untuk infrastruktur telekomunikasi menjagokan TOWR dan TBIG.

"Mitratel bisa sebetulnya, tetapi sampai sekarang profitabilitas masih kalah dari kedua emiten itu serta baru mendapat dana yang cukup besar dan sepertinya sulit menghabiskannya dalam waktu dekat sehingga butuh waktu yang cukup panjang," jelasnya.

Jangka pendek

Untuk prospek jangka pendek, Wawan melihat ada beberapa sektor yang perlu diwaspadai yaitu sektor properti, konstruksi, dan teknologi. Untuk properti dan konstruksi lebih karena penjualannya belum mencapai target.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas