MTEL Persilakan Operator Selain Telkomsel untuk Sewa Menara di 2022
Kemudian, strategi lainnya yalni melanjutkan agresivitas aksi pertumbuhan anorganik dengan konsolidasi lanjutan menara Telkom Group
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menyatakan, telah menyiapkan berbagai strategi untuk ekspansi bisnis di 2022, di antaranya yakni mempersilakan operator selain Telkomsel untuk sewa menara perseroan.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, strategi itu bagian dari mendorong pertumbuhan organik dengan membangun baru maupun menambah kolokasi untuk seluruh operator, tidak hanya dari Telkom Group.
"Mitratel independen dalam mengoptimalkan portofolio. Khususnya, menara yang telah diakuisisi dari Telkomsel untuk dapat dimanfaatkan oleh operator lain yaitu EXCL (XL Axiata), ISAT (Indosat), dan FREN (Smartfren)" ujarnya dalam siaran pers, Kamis (30/12/2021).
Baca juga: Mitratel Kerja Sama dengan Alita Perluas Layanan Serat Optik
Kemudian, strategi lainnya yalni melanjutkan agresivitas aksi pertumbuhan anorganik dengan konsolidasi lanjutan menara Telkom Group, maupun dari konsolidasi di market domestik.
"Jika ada peluang menarik yang tetap memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, maka Mitratel juga tidak menutup kemungkinan untuk menjadi konsolidator industri maupun ekplorasi di regional," kata Theodorus.
Baca juga: Mitratel Pakai Solar Panel untuk Alirkan Listrik ke 615 Menara Telekomunikasi
Sementara itu, perseroan juga berencana ekspansi ke layanan baru yakni berupa fiberisasi menara melalui partnership business to business (B2B) atau wholesale agreement, maupun akuisisi.
"Layanan baru lainnya yakni menyiapkan infrastruktur sebagai solusi dari sebuah layanan digital dan komputasi," tutur dia.
Baca juga: Harga Saham Mitratel Kok Turun Usai IPO, Berikut Pernyataan Analis
Theodorus menambahkan, strategi keempat adalah melakukan improvisasi berkelanjutan untuk mendorong efisiensi lebih baik untuk operasional pemeliharaan, belanja modal atau capital expenditure (capex), maupun dengan integrasi sistem IT dan aset manajemen.
"Dengan kemampuan pendanaan kuat, baik dari hasil IPO lebih dari Rp 18 triliun serta leverage dan biaya hutang terendah, manajemen bersemangat menyambut setiap peluang yang ada dan akan fokus pada beberapa rencana strategi tersebut," pungkasnya.