Pembelian Bersih Investor Asing di BEI Tahun Ini Capai Rp 36,52 Triliun, Tahun Depan Bagaimana?
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menjadi paling banyak diburu dengan mencatatkan net buy asing sebesar Rp 12,6 triliun.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di tengah ketidakpastian karena adanya pandemi Covid-19, bursa saham Indonesia berhasil ditutup menguat di tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil terkerek hingga 10,08% sepanjang 2021.
Penguatan IHSG ini diiringi oleh dana asing terus mengalir di pasar saham.
Tercatat net buy asing di pasar reguler sebesar Rp 36,52 triliun dan di seluruh pasar sebesar Rp 29,68 triliun.
Baca juga: Kaleidoskop 2021: IHSG Sempat Tembus Rekor, Lalu Ambruk Kena Hantam Omicron
Sektor perbankan dan komoditas banyak diburu asing selama tahun ini.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi paling banyak diburu dengan mencatatkan net buy asing sebesar Rp 12,6 triliun.
Selanjutnya disusul PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp 9,3 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 6,6 triliun, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 4,6 triliun.
Lalu juga ada PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp 2,4 triliun, PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 1,4 triliun, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp 1,1 triliun.
Baca juga: IHSG Pada 2021 Berjaya dan Sempat Catat Rekor Sepanjang Masa, Bagaimana di Tahun 2022?
Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan mengatakan, perburuan asing akan saham-saham tersebut kemungkinan besar masih akan berlanjut di tahun depan.
Menurut dia, pemicu asing memburu saham tersebut karena saham-saham itu memiliki fundamental yang baik.
"Juga saham-saham ini tergolong atau masuk dalam kategori indeks MSCI yang mana ini menjadi salah satu acuan investor asing untuk memborong saham tersebut," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Kamis (30/12/2021).
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat pada Perdagangan Kamis Besok
Dia memproyeksikan sampai akhir tahun depan saham-saham itu memiliki potensi mencatatkan net buy kembali.
Proyeksi tersebut berdasarkan kinerja laporan keuangan yang baik dan juga memiliki kapitalisasi pasar yang besar serta likuiditas yang tinggi.
Secara umum, ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih cepat di tahun depan, terutama di emerging markets seperti Indonesia, menjadi peluang masuk investor.