Rusia dengan Ukraina Tegang Lagi, Harga Minyak Bisa Fluktuasi
Ketegangan di perbatasan Rusia dengan Ukraina meningkat lagi selama beberapa pekan terakhir, dan sekutu Amerika Serikat
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketegangan di perbatasan Rusia dengan Ukraina meningkat lagi selama beberapa pekan terakhir, dan sekutu Amerika Serikat (AS) dan Eropa itu khawatir dengan penumpukan pasukan Rusia.
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berbicara melalui video call pada 7 Desember.
Putin meminta keanggotaan Ukraina di North Atlantic Treaty Organization ditolak, tetapi Amerika tidak menerima permintaan itu.
Baca juga: Malam Tahun Baru, Dirut Pertamina Pantau Ketersediaan BBM dan LPG di Seluruh Indonesia
"Kemungkinan tidak ada niat bagi NATO untuk menerima Ukraina ke dalam aliansi tersebut, tetapi ada kebutuhan untuk strategi ambiguitas Ukraina tidak akan menjadi bagian dari NATO," ujar dia melalui risetnya, Minggu (2/1/2022).
Kemudian, lanjut Hans, pertanyaannya adalah bagaimana mencapai kesepakatan yang menyelamatkan muka bagi semua orang.
"Negosiasi akan sulit dan berisiko menimbulkan fluktuasi harga komoditas khususnya minyak," katanya.
Adapun harga minyak turun pada hari terakhir tahun 2021, tapi membukukan kenaikan tahunan terbesar sejak tahun 2016.
Sentimen yang mendorong harga minyak sepanjang tahun ini adalah pemulihan ekonomi global dari kemerosotan pandemi Covid-19 dan pengekangan produsen, bahkan ketika infeksi mencapai rekor. tertinggi di seluruh dunia.
Baca juga: Dorong Investasi, KKP Ajak SKK Migas Kelola Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi
Pada Jumat kemarin, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2022 turun 1,75 dolar AS atau 2,2 persen ke 77,78 dolar AS per barel.