Dua Direkturnya Terpapar Covis-19, PLN Pastikan Layanan Tetap Maksimal
Sejak 2 tahun lalu, sistem War Room energi primer sudah dirancang dapat melakukan monitoring realtime baik secara fisik maupun online
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Dua orang direksi di PT PLN (Persero) terpapar virus Covid-19, meski demikian layanan listrik untuk masyarakat Indonesia tak terkendala dan tetap maksimal.
Untuk menghindari pemadaman listrik ke para pelanggannya, PLN terus melakukan usaha pengamanan pasokan batu bara.
Dua orang direksi PLN tersebut salah satunya adalah Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dan satu orang direksi lainnya yang belum diebutkan namanya.
Baca juga: Mengawali 2022, Pemerintah Lanjutkan PPKM, Siapkan Vaksin Booster, dan Optimalkan Karantina PPLN
Selama satu bulan terakhir, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memimpin langsung pengamanan pasokan batu bara di ruang War Room (Pusat Pengelola Informasi dan Solusi/P2IS) yang juga diikuti oleh jajaran Direksi dan manajemen PLN Grup hingga lebih dari 50 orang, dengan tetap memperhatikan protokol Covid-19.
Dalam proses pengamanan pasokan batu bara tersebut, Direktur Utama dengan 1 Direksi PLN terpapar Covid-19, di mana seluruh anggota krisis energi primer mendapatkan skrining dan terpaksa diisolasi, sehingga monitoring pasokan batu bara dan koordinasi dilakukan secara online.
Pada saat sidak yang dilakukan oleh Menteri ESDM dan Menteri BUMN (04/01), War Room yang terlihat kosong memang sedang dilakukan sterilisasi untuk mencegah penyebaran Covid-19, sehingga proses monitoring dialihkan menggunakan sistem digital dan pertemuan online.
Baca juga: Petugas PLN di Riau Akibat Tersengat Listrik Saat Bekerja, Ini Penjelasan Polisi
Sejak 2 tahun lalu, sistem War Room energi primer sudah dirancang dapat melakukan monitoring realtime baik secara fisik maupun online dengan efektifitas yang sama.
Hal ini sebagai bentuk antisipasi apabila pertemuan fisik tidak bisa dilakukan ditengah pandemi Covid-19.
"Kami terus bekerja keras untuk menjaga pasokan listrik nasional. Sebagai bagian dari mitigasi, kami juga telah memiliki sistem monitoring digital yang canggih berupa Aplikasi Batu Bara Online sehingga monitoring pasokan batu bara bisa dilakukan secara fisik maupun online.
Sesuai protokol Covid-19, Direksi dan Manajemen PLN melakukan monitoring dan koordinasi secara intensif melalui online selama 24 jam, serta koordinasi rutin pada pagi hari sejak pukul 05.30 hingga pukul 24.00 WIB," ungkap Darmawan dalam keterangan persnya, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: PLN Batam Ajak UMKM Naik Kelas Lewat Edukasi Peluang Bisnis di Masa Pandemi
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Darmawan memastikan tidak ada pemadaman listrik berkat adanya dukungan luar biasa dari pemerintah dan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Pasokan batu bara untuk pembangkit PLN hingga hari ini telah bertambah sebesar 7,5 juta ton. Volume pasokan ini akan terus bertambah hingga mencapai minimal 20 hari operasi.
"Berkat arahan Presiden yang sangat jelas dan tegas, yaitu mengutamakan kebutuhan domestik, krisis batu bara dan krisis LNG bisa diselesaikan. Pasokan batu bara yang tadinya tersendat, kini berjalan lancar.
PLTU yang sebelumnya mengalami krisis batu bara, mulai bisa terselesaikan. Beberapa pasokan LNG yang tadinya kosong, saat ini mulai terisi.
Untuk itu, Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan Bapak Presiden, Menteri ESDM, Menteri BUMN yang telah mendukung dan membantu dalam PLN menjaga ketahanan energi nasional," ungkapnya. (*)