Tahun Ini, Permintaan Kopi Dunia Bakal Meningkat Usai Tertekan Pandemi
Permintaan kopi dunia pada tahun ini dinilai berangsur naik, setelah hampir dua tahun mengalami penurunan akibat dampak pandemi global.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permintaan kopi dunia pada tahun ini dinilai berangsur naik, setelah hampir dua tahun mengalami penurunan akibat dampak pandemi global.
Direktur Bisnis II Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Maqin U Norhadi mengatakan, LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, untuk menggerakkan ekspor nasional sudah mempersiapkan sejak tahun lalu dengan mendorong pengembangan bisnis kopi.
Salah satunya, kata Maqin, melaksanakan program Desa Devisa khusus kopi, yang dimulai di Kabupaten Subang pada Juli 2021.
Baca juga: Bangun Ekosistem Ekonomi, Erick Thohir Terapkan Filosofi Minum Kopi
Berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia pada 2022 akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi, ditambah pasarnya juga semakin luas.
"Ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang saja mencapai 18 ton untuk tujuan Arab Saudi," papar Maqin, Senin (10/1/2022).
Padahal, pasar tradisional kopi seperti AS, Jepang, Jerman, dan negara Eropa lainnya terus membesar.
Menurutnya, para eksportir kopi nasional ini, berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute tersebar di Semarang, Banda Aceh, Deliserdang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya dan Sidoarjo, serta Malang.
LPEI juga mencatat ceruk permintaan kopi yang lebih spesifik seperti kopi organik sangat cerah pasarnya.
Oleh karena itu, selain di Subang, LPEI juga mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi.
Baca juga: Fokus di Penjualan Offline, Jaringan Minimarket Ini Kenalkan Robot Barista, Pesan Kopi Cuma 2 Menit
"Tahun ini, ditargetkan kopi organik jenis java ijen dapat mulai diekspor untuk memenuhi pasar Jepang. Desa-desa di kawasan ini menjadi bagian dari program Desa Devisa LPEI, yang pada tahun 2022 ditargetkan dapat menjangkau sekitar 100 desa melalui program Desa Devisa tersebut," ujar Maqin.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi.
"Kita dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat. Ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting. LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit atau credit enhancer, sebagai fasilitator, akselerator, maupun agregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi," kata Sri Mulyani.