Investasi Bodong Berkedok Arisan Online Banyak Makan Korban, Masyarakat Diminta Waspada
Praktik penipuan yang mengatasnamakan investasi, atau biasa dikenal dengan investasi bodong semakin beragam.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktik penipuan yang mengatasnamakan investasi, atau biasa dikenal dengan investasi bodong semakin beragam.
Arisan online menjadi salah satu praktik investasi bodong yang belakangan banyak memakan korban.
Layaknya praktik investasi bodong lain, arisan online mengiming-imingi pesertanya keuntungan tinggi dengan jangka waktu yang singkat tanpa perlu melakukan apa-apa. Akibat praktik ilegal ini, sudah banyak korban yang merugi, mulai dari uang puluhan juta hingga miliaran rupiah.
Baca juga: Berkas Kasus CPNS Bodong Lengkap, Penyidik Segera Limpahkan Olivia Nathania ke Kejaksaan
Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam Tobing menjelaskan, tujuan utama dari arisan adalah ajang berkumpul suatu komunitas dengan mengumpulkan uang peserta untuk diundi, dan dibagikan ke salah satu peserta secara bergilir pada suatu periode tertentu.
Oleh karena itu, Ia menegaskan tidak ada investasi atau praktik mencari keuntungan dari suatu arisan.
"Arisan bukanlah investasi, jika ada kegiatan investasi sudah pasti hanyalah investasi ilegal," kata Tongam kepada Kompas.com, Selasa (11/1/2022).
Baca juga: Investasi Bodong Bermodus Menang Tender Alkes, Kerugian Korban Capai Rp 1,2 Triliun
Agar masyarakat terhindar dari praktik merugikan itu, Tongam mengingatkan kepada masyarakat untuk terus berhati-hati sebelum menempatkan dana.
Masyarakat diminta untuk mengetahui legalitas dari lembaga atau produk suatu investasi.
"Izinnya pun tidak selalu dari OJK. Jika kegiatannya adalah perdagangan, maka izinnya dari Kementerian Perdagangan RI," kata Tongam.
Selain itu, dalam melakukan investasi, masyarakat diminta untuk tetap memahami proses bisnis yang ditawarkan. Mulai dari produk hingga penawaran imbal hasil yang sesuai dengan kewajaran.
Apabila ada pihak yang menjanjikan imbal hasil melebihi bunga yang diberikan perbankan, bahkan tanpa risiko, penawaran tersebut patut dicek kembali.
"Dalam hal ini, kegiatan arisan dengan iming-iming imbal hasil tertentu dengan jangka tertentu perlu diwaspadai," ucap Tongam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada, Investasi Bodong Berkedok Arisan Online Sudah Makan Banyak Korban"