Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Wakil Menteri BUMN Sebut IPO Jadi Opsi Pendanaan untuk Pengembangan EBT

Wakil Menteri BUMN II Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pengembangan energi baru dan terbarukan membutuhkan investasi besar

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Wakil Menteri BUMN Sebut IPO Jadi Opsi Pendanaan untuk Pengembangan EBT
istimewa
Wakil Menteri BUMN Pahala N Mansury. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) membutuhkan investasi besar. 

Karena itu, Kementerian BUMN siap menjadikan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai opsi pendanaan untuk mengencangkan EBT.

"IPO PGE ditargetkan bisa terealisasi pada semester I 2022. Targetnya registrasi di Maret, kemudian IPO di Juni mungkin," ujarnya ditulis Kamis (13/1/2022).

Baca juga: Erick Thohir Nilai Pengintegrasian BUMN Jadi Penyeimbang Perekonomian Dalam Negeri

Pahala menjelaskan, satu di antara sumber daya EBT paling mudah dikembangkan adalah penggunaan geothermal atau panas bumi, di mana BUMN diharapkan dapat mengoptimalkan geothermal di kawasan yang dikelola sendiri. 

"Saat ini, baru 9 persen wilayah geothermal yang berproduksi dengan kapasitas 1.900 mega watt (MW)" katanya. 

Sementara itu, PGE saat ini mengelola 15 wilayah kerja dengan kapasitas 1.877 MW, dengan rincian 672 MW dioperasikan sendiri dan 1.205 MW merupakan kontrak operasi bersama.

Baca juga: Erick Thohir Dinilai Berhasil Memimpin Kementerian BUMN

BERITA REKOMENDASI

"Untuk meningkatkan pemanfaatan panas bumi, PGE mengembangkan teknologi baru dengan menggunakan binary cycle," tutur Pahala. 

Di sisi lain, dia menambahkan, peningkatan penggunaan geothermal di Indonesia juga untuk menekan impor BBM nasional. 

"Sebab, saat ini, konsumsi BBM Indonesia sekira 1,2 juta barel per hari, kebutuhan BBM tersebut sebanyak 40 persen dipasok dari impor. Karena itu untuk menghadirkan energi bersih dalam rangka terciptanya kemandirian energi nasional, dibutuhkan sumber energi lokal, terutama EBT seperti geothermal," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas