Kenaikan Harga Komoditas Diprediksi Masih Berlanjut Hingga Semester I 2022
Kenaikan ini seiring dengan masih kuatnya permintaan di tengah pelonggaran aktivitas dan mulai membaiknya utilisasi dari pabrik.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kenaikan harga komoditas yang dimulai dari semester II 2021 memberikan kontribusi terhadap naiknya perolehan ekspor.
Hal ini tentu menaikkan kepercayaan diri pelaku pasar dimana surplus neraca dagang yang ikut menjaga stabilitas nilai tukar dan pasar keuangan dalam negeri.
"Kami menilai kenaikan harga komoditas masih akan berlanjut setidaknya hingga semester I tahun ini (2022)" ujar dia melalui risetnya, Jumat (14/1/2022).
Baca juga: IHSG Turun Tipis, Investor Asing Catat Pembelian Bersih Hingga Rp 946 Miliar
Kenaikan ini seiring dengan masih kuatnya permintaan di tengah pelonggaran aktivitas dan mulai membaiknya utilisasi dari pabrik.
Sementara, penerimaan negara diproyeksikan juga akan terdampak positif sejalan kenaikan dari harga komoditas tersebut.
"Harga batu bara, minyak sawit, nikel dan gas diproyeksikan masih melanjutkan kenaikannya. Hal ini seiring dengan pergantian musim yang dinilai dapat menaikkan konsumsi," kata Nico.
Baca juga: YLKI: Ada Indikasi Kartel Melambungnya Harga Minyak Goreng
Di sisi lain, kenaikan harga-harga sebenarnya telah memunculkan tantangan baru bagi perekonomian dunia, yaitu inflasi yang naik lebih cepat di sebagian besar negara.
Nico menjelaskan, di Amerika Serikat, kenaikan harga-harga telah menyentuh rekor tertingginya dalam empat dekade terakhir.
"Ini di samping masalah lain yang juga mendorong kenaikan inflasi, seperti masalah di rantai pasok," pungkasnya.