Omicron Menggila, Ekonom Indef: PPKM Level 4 Perlu Dipertimbangkan
Namun demikian seluruh pihak tetap harus waspada jangan sampai RS kembali penuh pasien Covid yang menyebabkan pasien non Covid
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan dampak varian Omicron tidak akan seburuk varian Delta.
Namun demikian seluruh pihak tetap harus waspada jangan sampai RS kembali penuh pasien Covid yang menyebabkan pasien non Covid susah mendapatkan ruang perawatan.
"Kebijakan PPKM Level 4 harus mulai dipertimbangkan di beberapa daerah, terutama Jakarta. Kebijakan level 4 dengan memperketat mobilitas dinilai efektif untuk mengendalikan laju penularan corona," kata Nailul saat dihubungi Tribun, Senin (17/1/2022).
Baca juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang pada 18-31 Januari 2022, Bagaimana Nasib PPKM Jawa-Bali?
Ia menilai perlunya pemerintah mengantisipasi kondisi terburuk yang akan terjadi.
"Maka dari itu, saya rasa pemerintah harus mengambil langkah lebih cepat sebelum pandemi covid kembali meningkat sampai puncaknya," tambahnya.
Nailul menyampaikan saat faskes kolaps di kasus ledakan varian Delta menjadi pelajaran penting.
Menurutnya, kebijakan PPKM level 4 harus mulai dipertimbangkan di beberapa daerah, terutama Jakarta. .
Baca juga: PPKM Jakarta Naik Level, Polda Metro Jaya akan Lakukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat
"Beberapa daerah juga harus mulai waspada melonjaknya kasus corona ini. Penularan transmisi lokal nampaknya sudah mulai tampak di berbagai daerah," tukasnya.
Sebelumnya, Pemerintah memprediksi puncak gelombang pandemic varian omicron di Indonesia terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan pada konferensi per hasil rapat terbatas evaluasi PPKM, Minggu (16/1/2022).
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk kompak dan bersiap menghadapi hal-hal yang kemungkinan terjadi di periode tersebut.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Omicron, Evaluasi PPKM Jawa-Bali Dilakukan Seminggu Sekali
Salah satunya mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan membatasi pertemuan yang tidak terlalu mendesak.
“Saya tidak lelah mengingatkan seluruh masyarakat agar taat dan mematuhi protokol kesehatan. Kelalaian dan kecerobohan sekecil apapun yang timbul akan mengulang pengalaman kelam di masa lalu,” kata Luhut.
Luhut optimis sistem kesehatan Indonesia sudah siap untuk menghadapi varian puncak omicron.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan pemerintah, kasus omicron di beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Inggris dan Amerika Serikat sudah mengalami penurunan.
Meskipun ada beberapa negara di kawasan Asia, kasusnya masih tinggi, seperti di India, Thailand dan Filipina.
Walaupun dari gejala dari virus ini lebih ringan, Luhut mengatakan kematian akibat varian omicron di Inggris lebih tinggi daripada akibat varian delta.