Ekonom: Mending Alokasikan Dana PEN ke UMKM Ketimbang Bangun Ibu Kota
Selain itu, dia menilai kalau anggaran dialokasikan ke IKN, tentu hal tersebut sangat berdampak negatif ke pemulihan ekonomi
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, lebih baik alokasikan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ketimbang untuk bangun ibu kota baru.
Menurutnya, dimasukannya anggaran Ibu Kota Negara (IKN) baru dalam PEN sangat tidak relevan karena masih banyak penerima bantuan sosial belum terjangkau pemerintah dengan alasan keterbatasan anggaran.
Baca juga: Resmikan Dua Lapangan Latih, Jakarta International Stadium Berstandar FIFA Milik Warga Ibukota
"Begitu juga dengan pelaku usaha UMKM, hanya sebagian kecil dari 64 juta unit mendapat bantuan dari pemerintah selama masa pandemi," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Rabu (19/1/2022).
Selain itu, dia menilai kalau anggaran dialokasikan ke IKN, tentu hal tersebut sangat berdampak negatif ke pemulihan ekonomi.
Baca juga: Kemenkes: Ibu Perlu Cegah Stunting dan Obesitas pada Anak, Masalah Gizi Bisa Ganggu Pertumbuhan
"Pembangunan IKN cenderung menggunakan skema penugasan kepada BUMN karya, sehingga dana pembangunan dari PEN mengalir ke BUMN lagi," kata Bhima.
Sementara dari beragam studi, efek pembangunan IKN terhadap ekonomi juga sangat kecil yakni di bawah 1 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Apalagi model pembangunan IKN bertumpu pada pembangunan gedung layanan pemerintahan, yang kurang menarik ditinjau dari sisi komersil," pungkasnya.