Pengembang Asing Diharapkan Bermain di Indonesia, Dipercaya Membuat Industri Properti Tambah Maju
Namun demikian, Totok menyebutkan Singapura menjadi pengembang asing yang banyak mengucurkan dananya ke Indonesia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) berharap jika Pemerintah dapat membuka kesempatan lebih banyak terhadap pengembang asing dan pembeli asing di sektor properti untuk masuk ke Indonesia.
Keberadaan pengembang asing di Indonesia dianggap sama halnya dengan emiten pengembang lokal yang berhasil melakukan pengembangan properti di luar negeri.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) Hari Ganie menyatakan, cara kerja seperti ini akhirnya akan melahirkan kolaborasi dan pertukaran ilmu pengetahuan, selain juga pendanaan yang kuat.
Baca juga: Tamaris Hidro Terbitkan Surat Utang Rp 750 Miliar untuk Biayai Pengembangan EBT
"Kehadiran investor asing atau pengembang asing di Indonesia tentu hal yang baik, sebab mereka sudah pasti akan berkolaborasi dengan pengembang lokal, baik itu pengembang kelas kecil, menengah atau nasional.
Ini membuat industri properti bisa lebih baik," tuturnya kepada Kontan, Jumat (28/1/2022).
Sebagai informasi, investor asing dan pengembang asing telah memetakan bisnis properti di Indonesia sejak lama.
Hal ini bisa tercatat salah satunya dengan keberadaan Mitsubishi Estate bersama Duta Putra Land dan Rizki Bukit Abadi membangun The Okura Residence dan Hotel Okura.
Lebih lanjut, Hari Ganie mengatakan, Pemerintah bisa memberikan fasilitas lebih agar investor asing dan pengembang asing lebih banyak di Indonesia.
"Harapannya, Pemerintah membuka kesempatan mepada investor asing dan pembeli asing ke Indonesia.
Baca juga: Pengembang Ungkap Hitungan Kebutuhan Investasi Properti di Ibu Kota Baru
Tidak hanya pengembang asing saja, tapi juga pembeli asing, baik dalam skala individual atau korporasi yang membeli sebagian besar saham atau ikut dalam sebuah proyek.
Ini bisa membuat kapasitas di bidang properti dalam negeri semakin kuat," sambungnya.
Hari Ganie menyatakan jika hal tersebut bisa terjadi maka kontribusi sektor properti bisa semakin terangkat. Ia menyebutkan sektor properti bisa berkontribusi lebih besar dari angka 2,7% terhadap PDB Nasional.
Ia sendiri berharap kontribusi bisa naik setidaknya mencapai 15% hingga 20%.
Ia melihat Indonesia juga memiliki banyak nilai lebih di angka penduduk sebanyak 300 juta penduduk dan 13 juta housing backlog.