Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BI Prediksi Februari Berpotensi Deflasi 0,10 Persen, Dua Komoditas Ini Jadi Penyumbang Utama

Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama deflasi bulan ini ditempati oleh komoditas telur ayam ras, kemudian disusul oleh minyak goreng

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in BI Prediksi Februari Berpotensi Deflasi 0,10 Persen, Dua Komoditas Ini Jadi Penyumbang Utama
Medan Tribunnews.com
Bank Indonesia BI Prediksi Februari Berpotensi Deflasi 0,10 Persen, Dua Komoditas Ini Jadi Penyumbang Utama 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama Februari 2022, perkembangan harga pada Februari 2022 masih relatif terkendali.

Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,10 persen (month to month/mtm).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama deflasi bulan ini ditempati oleh komoditas telur ayam ras, kemudian disusul oleh minyak goreng.

Baca juga: Empat Bank Jumbo Ini Raih Laba Gemilang, BRI Jadi Juaranya

“Penyumbang utama deflasi yaitu komoditas telur ayam ras (-0,11 persen, mtm), minyak goreng (-0,07 persen, mtm), cabai rawit (-0,06 persen,mtm), daging ayam ras (-0,04 persen, mtm), cabai merah (-0,02 persen, mtm), dan angkutan udara (-0,01 persen, mtm)," jelas Erwin dalam keterangannya di Jakarta (6/2/2022).

Dalam survei ini, Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami inflasi.

Komoditas tersebut yaitu tomat dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta beras, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).

Baca juga: Cerita Emak-emak Kesulitan Beli Minyak Goreng Murah hingga Terpaksa Pakai Minyak Bekas Pakai

Berita Rekomendasi

Dengan adanya survei pemantauan harga, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” pungkas Erwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas