Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cerita Emak-emak Kesulitan Beli Minyak Goreng Murah hingga Terpaksa Pakai Minyak Bekas Pakai

Ibu rumah tangga masih sulit untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga murah di toko ritel modern.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Cerita Emak-emak Kesulitan Beli Minyak Goreng Murah hingga Terpaksa Pakai Minyak Bekas Pakai
TribunJakarta/Bima Putra
Warga saat membeli minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter di minimarket Jalan Otista Raya, Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (19/1/2022). Cerita Emak-emak Kesulitan Beli Minyak Goreng Murah hingga Terpaksa Pakai Minyak Bekas Pakai 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu rumah tangga masih sulit untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga murah di toko ritel modern.

Seperti halnya dirasakan oleh Jumiati (43) ibu rumah tangga yang berada di Depok, Jawa Barat.

Saking sulitnya, minyak goreng yang ada di rumah mau tak mau dimanfaatkan lagi meski dianggap tidak sehat.

Baca juga: Holding BUMN Pangan Distribusikan 12 Ton Minyak Goreng ke Pedagang Tradisional di Jakarta Timur

Ketika dia memasak, biasanya kerap mengganti dengan minyak goreng yang baru.

Namun, karena mulai kesulitan mencari minyak goreng, akhirnya dia berupaya menghemat.

"Kalau goreng tahu, tempe, ikan kan enggak mungkin pakai minyak bekas biar baru sekali pakai. Kalau numis tuh baru enak pakai minyak yang bekasan. Tapi sekarang, mau enggak mau kayak goreng ikan itu pakai minyak baru. Masak yang lain gunain lagi minyak yang sudah dipakai sekali," katanya kepada Kompas.com, Minggu (6/2/2022).

Selama ini, Jum akrab disapa yang biasa bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) kerap membeli minyak goreng kemasan ukuran 2 liter.

Ibu-ibu antre minyak goreng di Pasar Kramat Jati
Ibu-ibu antre minyak goreng di Pasar Kramat Jati (Elsa Catriana/Kompas.com)
Berita Rekomendasi

Dirinya mengungkapkan, mencari minyak goreng di Alfamart, Indomaret juga sulit.

Ditambah lagi, pihak penjual di toko ritel tersebut membatasi pembelian hanya 1 liter kemasan, tak boleh lebih.

Ada saja akal para "emak-emak" agar mendapatkan minyak goreng lebih dari 1 bungkus.

Terkadang menitip kepada saudara, tetangga, atau malah mencari toko retail lainnya yang masih memiliki stok minyak goreng.

Baca juga: Pemerintah Kota Bekasi Keluarkan SE Terkait Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng

"Ada saudara suami mba, dia lagi ke Indomaret dekat Pelni (di Depok), ya aku nitip sekalian minta belikan minyak goreng. Pas itu dia lagi enggak beli minyak goreng sih," katanya sembari bercanda.

"Bisa juga, mba ke Indomaret dekat rumah, terus jalan lagi ke arah agak jauhan dari Indomaret ke Alfamidi biar enggak ketahuan sudah beli minyak. Tapi kadang sampai sana, suka habis stoknya," lanjut dia.

Dulu sebelum harga minyak goreng naik, dirinya biasa merogoh kocek Rp 12.000 untuk membelinya.

Sekarang, ia harus menyiapkan uang Rp 20.000. Jum bilang, di warung, harga minyak goreng masih tinggi ketimbang di toko ritel modern.

Tetapi, kalau sudah dalam kondisi terdesak, alih-alih mikir pengeluaran hemat, harga minyak goreng Rp 20.000 per liter pun di warung dibeli.

Itupun katanya, belum tentu stok minyak di warung tersedia. Jadi harga minyak goreng mahal pun tidak menjamin stoknya ada.

"Kalau di warung-warung, harganya masih mahal hampir Rp 20.000an tergantung merek sih. Kata pemilik warungnya enggak dapat subsidi (minyak goreng) dari pemerintah. Kalau minyak goreng 2 liter sekarang harganya Rp 40.000an, biasanya enggak sampai segitu beli. Tapi karena butuh, mau enggak mau beli," ungkapnya lagi.

Baca juga: Toko-toko di Blitar Jatim Mulai Mendapatkan Stok Minyak Goreng Curah Murah

Stok minyak goreng murah kosong di sejumlah peritel modern, terlebih di pasar tradisional.

Akibatnya, masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) baru yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui kebijakan minyak goreng satu harga tidak optimal.

Perjuangan Misnati untuk Dapatkan Minyak Goreng

Saat ini minyak goreng seperti barang mewah yang sulit didapatkan oleh warga.

Jikapun tersedia, harga minyak goreng yang ditawarkan tak sesuai dengan kantong warga.

Tah heran ketika ada operasi pasar minyak goreng langsung diserbu oleh warga.

Apical Group salah satu produsen minyak goreng mendistribusikan minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah.

Masyarakat khususnya emak-emak rela mengantre sejak pagi hari untuk mendapatkan minyak goreng curah.

Terhitung ada sekitar puluhan emak-emak yang mengantre panjang sambil membawa jerigen isi 5 liter.

Misnati, salah satu pembeli mengaku sudah mengantre lebih dari 2 jam agar kebagian minyak goreng curah.

Baca juga: Pedagang di Lampung Keluhkan Kelangkaan Stok Minyak Goreng Kemasan

"Dari jam 07.00 WIB pagi tadi ke sini, sudah 2 jam ngantrenya, takut habis yah jadi ke sini," ujar Misnati saat dijumpai Kompas.com, Kamis (3/2/2022).

Misnati mengaku awalnya dia hanya lewat saja dari pasar Kramat Jati.

Namun karena melihat ada produsen yang menjual minyak goreng dengan harga murah, ia langsung masuk barisan padahal tidak membawa jerigen untuk wadahnya.

"Karena ada kesempatan itu sementara saya enggak bawa jerigen kan yah karena niatnya lewat doang, langsung berhenti langsung nyari botol Aqua bekas dan ini ngantre," ungkap Misnati.

Misnati mengaku selama ini sulit sekali mendapatkan minyak goreng murah.

Padahal program minyak goreng murah seperti minyak goreng satu harga yang ditetapkan pemerintah seharga Rp 14.000 per liter, sudah berjalan 2 pekan.

"Kemarin katanya di Alfamart dan Indomaret ada, tapi pas dicek kosong makanya pas liat ini memang langsung ke sini," kata Misnati.

Hal serupa juga dirasakan oleh Wiwi, pedagang kerupuk. Wiwi mengaku dirinya sudah mengantre sejak pukul 07.00 WIB pagi.

"Tahu informasi ini pas ke sini aja mau belanja. Liat orang ngantre beli minyak goreng murah yah langsung beli lah," kata Wiwi.

Wiwi mengaku selama ini dirinya cukup sulit mendapatkan minyak goreng. Padahal dirinya harus menggoreng kerupuk untuk dijual.

Baca juga: Stok Minyak Goreng Bersubsidi di Karanganyar Jateng Masih Terbatas

Wiwi berencana akan membeli minyak goreng sebanyak 10 jerigen.

"Makanya besar harapan saya minyak goreng murah ini stoknya banyak, biar saya bisa goreng kerupuk lagi. Kalau kemarin minyak yang dipakai dicampur-campur gitu biar bisa goreng kerupuk, kalau sekarang pakai ini saja," ungkap Wiwi.

Sementara itu, Regional Sales Manager Apical Yosua Kurniawan mengatakan, distribusi minyak goreng ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan agar semua masyarakat bisa kebagian minyak goreng murah.

"Selama ini masyarakat kesulitan dapat minyak itu yang bakal kita bakal bantu terus. Kalau hari ini kita subsidi 5.000 liter, di Kramat Jati tambah 3.000 liter," kata Yosua.

Yosua mengaku pendistribusian ini dilakukan bukan hanya di satu titik saja tapi di daerah-daerah lain, bergantung pada efektivitasnya.

"Yah kalau antusiasmenya bagus, bakal kita salurkan ke titik lain, enggak mungkin ini saja kan," ungkap Yosua.

Yosua menyebutkan untuk minyak goreng curah dibanderol Rp 10.500 per kilogram, dan minyak kemasan dijual Rp 13.000 per liter.

Baca juga: Intan Fauzi: Selain Stabilitas Harga, Pasokan Minyak Goreng di Pasaran Harus Tersedia

Alasan Pemerintah Stok Minyak Goreng Murah Selalu Kosong

Lantaran di pasaran masyarakat justru kesulitan mendapatkan minyak goreng. Berbanding terbalik saat minyak goreng masih dijual dengan harga tinggi.

"Pada kemasan sederhana alasannya disampaikan karena infrastruktur kemasan belum siap. Kalau belum siap, kita ambil langkah lagi, kita bikin satu harga. Enggak ada alasan lagi semua harus Rp14.000 per liter. Kenyataannya tidak optimal juga," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan dikutip dari Kompas TV, Jumat (4/2/2022).

Oke juga mengaku sudah berkoordinasi untuk memeriksa apakah ada kebocoran ekspor, untuk mengecek ke mana perginya pasokan minyak goreng. Ia juga tak menyangkal melonjaknya harga minyak goreng di dalam negeri, disebabkan sejumlah kesalahan.

Salah satunya, pemerintah menganggap kenaikan harga minyak sawit mentah atau CPO sebagai sebuah berkah. Kemudian, harga minyak goreng naik juga karena pasokan CPO yang berkurang.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memastikan harga minyak goreng akan mengikuti HET yang sudah ditetapkan pemerintah pada pekan depan.

Hal ini dia pastikan lantaran para pedagang tengah melakukan proses blending atau mencampur minyak harga yang mahal sebelumnya dengan minyak yang dibeli dengan harga murah.

Mendag juga menjamin ketersedian minyak goreng aman dan suplai terjaga dengan baik. Perlu diketahui juga Kementerian Perdagangan telah memberlakukan aturan HET bagi komoditas minyak goreng curah hingga kemasan.

Aturan yang sudah berlaku sejak 1 Februari 2022 tersebut menetapkan HET minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter. (Kompas.com/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas