Rusia-Ukraina di Ambang Perang, Ekonomi Indonesia Terdampak, Keuangan Pertamina-PLN Juga Terimbas
Konflik antara 2 negara Eropa tersebut membuat harga minyak mentah dunia diprediksi terus menguat.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tensi antara Rusia dengan Ukraina kian memanas dan berdampak cukup signifikan terhadap perekonomian global, terlebih apabila perang tersebut benar-benar meletus.
Konflik antara 2 negara Eropa tersebut membuat harga minyak mentah dunia diprediksi terus menguat.
JPMorgan bahkan memproyeksikan, harga minyak bisa mencapai level 120 dollar AS atau setara sekitar Rp1,7 juta per barrel, apabila ekspor Rusia terganggu oleh konflik dengan Ukraina.
Baca juga: Konflik Makin Memanas, AS Siap Tarik Semua Personil Diplomatik dari Ukraina dalam 2 Hari ke Depan
"Segala bentuk disrupsi yang mengganggu pasokan minyak dari Rusia, dalam konteks kapasitas cadangan yang rendah di wilayah lain, dapat dengan mudah membuat harga minyak ke level 120 dollar AS," ujar Head of Global Commodities Strategy JPMorgan, Natasha Kaneva dilansir dari CNN (10/2/2022).
Lonjakan harga tersebut pada akhirnya akan mengkerek harga bahan bakar minyak (BBM).
Sementara, harga bensin di Amerika Serikat saat ini telah mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.
Raksasa bank investasi multinasional itu juga mewanti-wanti harga minyak mentah acuan global, Brent, yang berpotensi melesat ke level 150 dollar AS per barrel, apabila ekspor minyak mentah Rusia turun hingga 50 persen.
Baca juga: Harga Minyak Cetak Level Tertinggi, Imbas Ancaman Invasi Ukraina oleh Rusia
Pada awal pekan ini, harga minyak mentah acuan Brent mencapai level tertingginya dalam kurun waktu 7 tahun terakhir di level 94 dollar AS per barrel.
Rusia memang memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga minyak mentah, mengingat Negara Beruang Putih itu merupakan produsen minyak dan gas alam terbesar kedua, hanya kalah oleh Amerika Serikat.
Lalu bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?
Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengungkapkan, ketegangan dan perang Rusia-Ukraina memiliki efek yang cukup besar terhadap ekonomi Indonesia.
Baca juga: Rusia Tuduh Barat Sebarkan Disinformasi tentang Ukraina: Tutupi Tindakan Agresif Mereka Sendiri
Menurutnya, inflasi yang tinggi berpotensi terjadi di tanah air.
Pasalnya, tingginya harga minyak dunia bakal mempengaruhi harga BBM dan tarif listrik domestik, yang kemudian mempengaruhi harga komoditas nasional, dan pada akhirnya inflasi menjadi tinggi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.