Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rusia-Ukraina di Ambang Perang, Ekonomi Indonesia Terdampak, Keuangan Pertamina-PLN Juga Terimbas

Konflik antara 2 negara Eropa tersebut membuat harga minyak mentah dunia diprediksi terus menguat.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rusia-Ukraina di Ambang Perang, Ekonomi Indonesia Terdampak, Keuangan Pertamina-PLN Juga Terimbas
AFP/GERTRUD ZACH
Gambar selebaran milik Angkatan Darat AS ini menunjukkan berbagai kendaraan taktis yang ditugaskan ke Skuadron ke-2, Resimen Kavaleri ke-2 menunggu untuk dimuat ke truk di Komando Pelatihan Angkatan Darat ke-7 Lapangan Udara Barak Mawar, Vilseck, Jerman, 9 Februari 2022. - Skuadron akan dikerahkan ke Rumania dalam beberapa hari mendatang untuk menambah lebih dari 900 anggota pasukan AS yang sudah berada di Rumania. Langkah ini dirancang untuk menanggapi lingkungan keamanan saat ini dan untuk memperkuat sikap pencegahan dan pertahanan di sisi timur NATO. Presiden AS Joe Biden mengumumkan pekan lalu bahwa ia mengirim 1.000 tentara ke Rumania dan 2.000 ke Polandia, karena Rusia menolak untuk menarik kembali pasukan yang ditempatkan di perbatasan Ukraina. (Photo by Gertrud ZACH / US ARMY / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tensi antara Rusia dengan Ukraina kian memanas dan berdampak cukup signifikan terhadap perekonomian global, terlebih apabila perang tersebut benar-benar meletus.

Konflik antara 2 negara Eropa tersebut membuat harga minyak mentah dunia diprediksi terus menguat.

JPMorgan bahkan memproyeksikan, harga minyak bisa mencapai level 120 dollar AS atau setara sekitar Rp1,7 juta per barrel, apabila ekspor Rusia terganggu oleh konflik dengan Ukraina.

Baca juga: Konflik Makin Memanas, AS Siap Tarik Semua Personil Diplomatik dari Ukraina dalam 2 Hari ke Depan

"Segala bentuk disrupsi yang mengganggu pasokan minyak dari Rusia, dalam konteks kapasitas cadangan yang rendah di wilayah lain, dapat dengan mudah membuat harga minyak ke level 120 dollar AS," ujar Head of Global Commodities Strategy JPMorgan, Natasha Kaneva dilansir dari CNN (10/2/2022).

Lonjakan harga tersebut pada akhirnya akan mengkerek harga bahan bakar minyak (BBM).

Sementara, harga bensin di Amerika Serikat saat ini telah mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.

Berita Rekomendasi

Raksasa bank investasi multinasional itu juga mewanti-wanti harga minyak mentah acuan global, Brent, yang berpotensi melesat ke level 150 dollar AS per barrel, apabila ekspor minyak mentah Rusia turun hingga 50 persen.

Baca juga: Harga Minyak Cetak Level Tertinggi, Imbas Ancaman Invasi Ukraina oleh Rusia

Pada awal pekan ini, harga minyak mentah acuan Brent mencapai level tertingginya dalam kurun waktu 7 tahun terakhir di level 94 dollar AS per barrel.

Rusia memang memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga minyak mentah, mengingat Negara Beruang Putih itu merupakan produsen minyak dan gas alam terbesar kedua, hanya kalah oleh Amerika Serikat.

Lalu bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?

Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengungkapkan, ketegangan dan perang Rusia-Ukraina memiliki efek yang cukup besar terhadap ekonomi Indonesia.

Baca juga: Rusia Tuduh Barat Sebarkan Disinformasi tentang Ukraina: Tutupi Tindakan Agresif Mereka Sendiri

Menurutnya, inflasi yang tinggi berpotensi terjadi di tanah air.

Pasalnya, tingginya harga minyak dunia bakal mempengaruhi harga BBM dan tarif listrik domestik, yang kemudian mempengaruhi harga komoditas nasional, dan pada akhirnya inflasi menjadi tinggi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas