Kasus Omicron Naik, Emiten Gas Industri Siap Penuhi Kebutuhan Oksigen Medis
Direktur Operasional SBMA Iwan Sanyoto mengatakan perseroan berkomitmen menjaga produksi di tengah ancaman Covid-19.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mengoptimalkan layanan untuk memenuhi kebutuhan gas jenis oksigen medis bagi rumah sakit rujukan Covid-19.
Emiten gas industri ini fokus pada oksigen medis karena kasus Covid-19 varian Omicron naik signifikan.
Baca juga: Emiten Gas Industri SBMA Lampaui Target Penjualan Tahun 2021
Direktur Operasional SBMA Iwan Sanyoto mengatakan perseroan berkomitmen menjaga produksi di tengah ancaman Covid-19.
"Berkaca pengalaman saat gelombang kedua (kasus Covid-19) kemarin, kami mampu memproduksi 2.500 tabung per hari dengan catatan tabung tersedia," kata Iwan dalam keterangannya, Jumat (18/2/2022).
Ia mengakui setiap kenaikan kasus Covid-19 permintaan oksigen medis di rumah sakit juga turut meningkat.
Baca juga: Tahun Ini, Emiten Produsen Bahan Bangunan Bidik Pendapatan Rp 2,6 Triliun
Peningkatan permintaan ini turut memacu pendapatan perusahaan.
Kontribusi dari pemenuhan gas untuk sektor kesehatan dan personel pada pendapatan perseroan tahun lalu mencapai 10 persen.
Iwan menambahkan peningkatan permintaan oksigen medis terjadi di Kalimantan,
"Kalau untuk saat ini permintaan oxygen medical relatif masih normal namun kenaikannya terasa di hub kami di Bontang terutama untuk suplai ke RSPP Sangatta juga di Balikpapan," papar Iwan.
Baca juga: Stockbit Tambah Fitur Baru, Pengguna Bisa Pesan Saham Emiten Baru yang IPO Via Online
Pihaknya berharap Covid-19 di berbagai wilayah di Indonesia dapat segera turun kembali sehingga aktivitas industri dan bisnis secara nasional dapat kembali pulih.
SBMA berencana membangun pabrik baru dengan nilai capex (capital expenditure) sekitar Rp30 miliar.
Menurut Iwan, peningkatan kapasitas bisa meningkatkan produksi perseroan termasuk produk oksigen medis dari semula 2 juta liter per tahun menjadi 10 juta liter per tahun.