PLTP Mini Binary Cycle di Sulawesi Utara Segera Beroperasi
Dia menjelaskan, pembangkit panas bumi Binary memanfaatkan uap basah panas bumi dan sisa panas bumi dari PLTP konvensional.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menyatakan, saat ini tengah menyelesaikan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle di Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara.
Pembangkit panas bumi ramah lingkungan berskala kecil atau mini yang segera beroperasi tersebut juga akan dikembangkan ke area-area panas bumi lain, di mana saat ini dikelola anak perusahaan Pertamina di bawah Sub Holding Power & New Renewable Energy (PNRE).
Baca juga: Rekind Antarkan Proyek PLTP Rantau Dedap Memasuki Tahap Komersial
“Pembangkit dengan kapasitas 0,5 MW (mega watt) ini menjadi milestone Pertamina Geothermal Energy dan ini membuka peluang pengembangan PLTP skala kecil lain,” ujar Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT PGE Tafif Azimudin dalam webinar “Peran Geothermal dalam Transisi Energi”, ditulis Jumat (18/2/2022).
Dia menjelaskan, pembangkit panas bumi Binary memanfaatkan uap basah panas bumi dan sisa panas bumi dari PLTP konvensional.
Pembangunan PLTP ini dilaksanakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai awal 2019, dengan pendanaan Rp 45 miliar dari pemerintah Jerman melalui GeoForschungsZentrum (GFZ) German Research Centre for Geosciences, dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp 12 miliar.
Baca juga: Pertamina Kejar Target 1,1 Gigawatt Lewat Pengoperasian 15 PLTP
Menurut Tafif, Pertamina Geothermal Energy juga selalu berusaha menjaga lingkungan dan kepentingan masyarakat di sekitar area kerja panas bumi.
Hal itu antara lain dilakukan dengan membangun infrastruktur jalan, serta mengembangkan pelestarian satwa dan lingkungan di sekitar wilayah operasi.
“Kita upayakan penggunaan lahan seefisien mungkin, agar tidak memakan lahan yang besar,” pungkasnya.
Sampai akhir 2021, PT PGE sudah mengoperasikan 21 PLTP di enam area kerja, yakni di Kamojang, Sibayak (Sumatera Utara), Ulebelu, Lahendong, Lumut Balai (Sumatera Selatan), dan Karaha (Jawa Barat), dengan total kapasitas 21 PLTP itu mencapai 672 MW atau setara 29,51 persen kapasitas nasional.
Namun, jika ditambah dengan PLTP Joint Operation Contract (JOC), kapasitas totalnya bertambah menjadi 82,1 persen kapasitas nasional.