Terapkan Konsep Eco-Green, AP II Sediakan Sepeda Motor Listrik di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta
PT Angkasa Pura II (AP II) berkomitmen menerapkan konsep eco-green airport di seluruh bandara yang dikelola perseroan
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (AP II) berkomitmen menerapkan konsep eco-green airport di seluruh bandara yang dikelola perseroan, salah satunya melalui penggunaan transportasi berbasis listrik.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Director AP II, Muhammad Awaluddin yang mengatakan perseroan memiliki rencana induk untuk menerapkan konsep eco-green airport dan mewujudkan bandara ramah lingkungan dengan menetapkan Bandara Soekarno-Hatta sebagai lokasi pengembangan pilot project .
“Kami meyakini kegiatan operasional kebandarudaraan bisa dan harus sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan guna mewujudkan bandara ramah lingkungan. Pengurangan emisi gas karbon di lingkungan bandara adalah salah satu fokus AP II. Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia, kami tetapkan sebagai lokasi pilot project pengembangan ekosistem transportasi berbasis listrik, sebelum nantinya ekosistem serupa dikembangkan juga di bandara-bandara AP II lainnya,” ujar Muhammad Awaluddin.
Baca juga: Perkuat Mitigasi Bencana, AP I Pasang Sistem Penerima Peringatan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
Kendaraan listrik yang tersedia di Bandara Soekarno-Hatta antara lain taksi listrik, bus listrik, golf car di dalam terminal penumpang dan sepeda listrik (e-bike) yang tersedia di dalam terminal dan segway. Beroperasinya kendaraan listrik ini juga diikuti dengan pengembangan infrastruktur pendukung di Bandara Soekarno-Hatta seperti Sataun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Pihak AP II berharap, pengurangan emisi karbon di bandaran dapat mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen di Indonesia pada 2030 dengan sejalan dengan program Global Net Zero Carbon Emission 2050 dari Airport Council International (ACI).
Sepeda motor listrik roda tiga
Pada awal tahun 2022, Bandara Soekarno-Hatta menyediakan sepeda motor ringan roda tiga yang menggunakan bahan bakar listrik yang disebut eMoped.
EGM of Adjacent Business AP II, Yado Yarismano mengatakan eMoped ini berbasis sharing dan dapat digunakan secara umum dan sejalan dengan penerapan smart airport di bandara tersebut.
“eMoped yang merupakan alat transportasi baru di Bandara Soekarno-Hatta ini berbasis sharing, di mana siapa pun dapat menggunakan secara bergantian oleh umum. Operasionalnya didukung melalui aplikasi, mulai dari pengaktifan hingga monitoring penggunaan. Alat transportasi berbasis sharing dengan teknologi informasi ini mendukung penerapan smart airport di Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Yado Yarismano.
Yado Yarismano menambahkan, saat ini stasiun eMoped yang ditetapkan di Bandara Soekarno-Hatta sebagai titik awal dan akhir penggunaan eMoped, terletak di kawasan Transit Oriented Development (TOD), area perkantoran dan Terminal Kargo, dan dalam waktu dekat akan dibuka di Terminal 3.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Jadi Penghubung Penerbangan MotoGP
“Keberadaan eMoped ini fokus utamanya adalah membantu mobilitas pekerja atau komunitas di Bandara Soekarno-Hatta sehingga kami menetapkan tiga jalur eMoped yaitu area TOD - perkantoran - Terminal Kargo. Sebagian pekerja datang ke bandara melalui TOD yang berada di area belakang bandara, untuk kemudian menuju area perkantoran, Terminal Kargo serta Terminal 3. Kini, mereka bisa memanfaatkan e-moped yang juga mendukung physical distancing di tengah pandemi ini.” tambah Yado Yarismano.
Jarak antara stasiun dengan menggunakan eMoped berkisar 3-5 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari satu stasiun ke stasiun lainnya. AP II memastikan penggunaan eMoped di Bandara Soekarno-Hatta akan memenuhi aturan dan ketentuan seperti menggunakan helm dan memiliki SIM C serta kecepatan maksimal pada eMoped ini 25 km/jam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.