Kasus Aktif Covid-19 di Luar Jawa-Bali Meningkat, BOR Rumah Sakit Hanya 26 Persen
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penyebaran dan kasus aktif Covid-19 di luar Jawa-Bali mengalami peningkatan.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penyebaran dan kasus aktif Covid-19 di luar Jawa-Bali mengalami peningkatan.
Namun menurutnya, jumlah proporsinya masih lebih rendah secara nasional yakni sebesar 24,1 persen (128.536 dari 533.898 kasus aktif nasional).
“Pada sepekan terakhir ini, angka Reproduksi Efektif (Rt) nasional naik lebih tinggi menjadi 1,18 dan juga terjadi kenaikan di seluruh Pulau, kecuali Kepulauan Maluku. Pemerintah akan terus memantau dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi agar hal ini dapat diantisipasi lebih lanjut,” jelas Airlangga dalam keterangannya, dikutip Selasa (22/2/2022).
Baca juga: Presiden Jokowi Perintahkan Airlangga-Ida Revisi Permenaker dan Permudah Pencairan JHT
Meskipun kasus harian dan kasus aktif terus meningkat, namun tingkat rasio keterisian tempat tidur Rumah Sakit (Bed Occupancy Ratio/BOR) di Luar Jawa-Bali masih terkendali, yaitu sebesar 26 persen, sedangkan BOR Nasional sebesar 38 persen.
Airlangga kembali melanjutkan, meski rata-rata rasio BOR di luar Jawa-Bali di bawah 30 persen, terdapat pula sejumlah Provinsi yang rasio BOR-nya cukup tinggi.
Yaitu Sumatera Selatan (46 persen), Sulawesi Utara (35 persen), Sulawesi Tengah (35 persen), Bengkulu (34 persen), Lampung (33 persen), Kalimantan Selatan (31 persen), dan Sumatera Utara (31 persen).
Di tingkat Kabupaten/Kota di luar Jawa Bali, tren perawatan pasien di Rumah Sakit mulai meningkat.
BOR yang perlu mendapat perhatian yaitu di Kota Jayapura dengan BOR Rumah Sakit sebesar 55,24 persen dan BOR ICU Jayapura sebesar 59,46 persen, serta di Kota Palembang dengan BOR Rumah Sakit sebesar 55,72 persen.
Baca juga: Menkes Sebut Tren Kasus Covid-19 Menurun di 5 Provinsi, Puncak Kematian Diprediksi Dua Pekan Lagi
Airlangga juga mengatakan, untuk mitigasi risiko peningkatan kasus di luar Jawa Bali, perlu dilakukan aktivasi fasilitas Isolasi Terpusat (Isoter).
“Sesuai arahan Bapak Presiden, untuk daerah yang kasusnya tinggi dan meningkat cepat, mereka harus memastikan kesiapan fasilitas Isolasi Terpusat, dan pemanfaatan Telemedicine. Selain itu, juga harus memastikan ketersediaan obat yang cukup, baik di Pemda maupun di Apotek di daerah,” pungkas Menko Airlangga Hartarto.