Beban Bunga Turun, BTPN Bukukan Laba Bersih Rp 2,66 Triliun di 2021
BTPN berhasil mencatatkan kinerja yang menggembirakan sepanjang tahun 2021 dengan membukukan laba bersih Rp 2,66 triliun.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Strategi Bank BTPN mengedepankan prinsip kehati-hatian di tengah situasi yang masih tidak menentu, terbukti jitu.
Bank ini berhasil mencatatkan kinerja yang menggembirakan sepanjang tahun 2021 dengan membukukan laba bersih BTPN setelah pajak (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 2,66 triliun.
Laba bersih tersebut naik 52 persen yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,75 triliun.
Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana dalam paparan kinerja hari ini mengatakan, pencapaian tersebut ditopang oleh beban bunga yang turun sebesar 38 persen yoy dari Rp 5,78 triliun menjadi Rp 3,61 triliun.
"Kemudian peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 16% yoy dari Rp 1,69 triliun menjadi Rp 1,96 triliun, serta biaya kredit yang lebih rendah sebesar 25% dari Rp 2,80 triliun menjadi Rp 2,11 triliun," kata Ongki, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: BTPN Dukung Keuangan Berkelanjutan Lewat Reksadana Berbasis LST dan Digital
Menurut Ongki, pencapaian tersebut menjadi kebanggaan perusahaan dan merupakan hasil dari setiap strategi yang disusun dengan penuh pertimbangan guna memastikan nasabah kami senantiasa mendapatkan solusi dan layanan perbankan dengan standar terbaik.
Baca juga: Tumbuh 15 Persen, BTPN Syariah Salurkan Pembiayaan Rp10,05 Triliun di Kuartal II-2021
"Pencapaian ini turut mencerminkan fundamental yang kian menguat terlepas kondisi yang penuh ketidakpastian akibat pandemi,” ungkapnya.
Penyaluran kredit
Selama 2021, BTPN menyalurkan total kredit sebesar Rp 135,6 triliun ke segmen korporasi, komersial, dan syariah dengan pertumbuhan mencapai 7 persen year on year (yoy).
BTPN juga mencatatkan penurunan beban bunga sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan meningkatnya saldo serta rasio Current Account Saving Account (CASA).
Baca juga: Transaksi Beralih ke Digital, BTN Akan Evaluasi Penggunaan Mesin ATM
Biaya dana menjadi turun yang dalam rupiah turun dari 5,0 persen di triwulan IV 2020 menjadi 3,3 persen di triwulan IV 2021. Sementara biaya kredit tercatat lebih rendah dibanding tahun lalu.
Ongki menyatakan, pihaknya tetap melakukan monitoring kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit.
Dari sisi operasional, pihaknya mencatat kenaikan pada pendapatan operasional lainnya sebesar 16 persen yoy dari Rp 1,69 triliun ke Rp 1,96 triliun, terutama dari peningkatan pendapatan berbasis komisi, transaksi FX dan produk investasi.
Baca juga: Tumbuh 103 Persen, CIMB Niaga Bukukan Laba Bersih Rp4,1 Triliun di 2021
Sementara, biaya operasional sedikit naik dibanding tahun lalu sebesar 1 persen yoy menjadi Rp 6,98 triliun. Perusahaan juga berhasil menjaga kualitas kredit nasabah agar tetap berada di level yang sehat.