Kolaborasi Semua Pihak Jadi Kunci Dorong UMKM Go Global
Kolaborasi semua pihak dinilai menjadi kunci dalam memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk naik kelas
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolaborasi semua pihak dinilai menjadi kunci dalam memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk naik kelas dan bisa berskala internasional atau go global.
Direktur Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi (GKKT) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)/Wakil Satgas Syariah dan UMKM, Greatman Rajab mengatakan, hampir semua pihak memiliki niat baik untuk memajukan UMKM Indonesia.
Namun, hanya satu yang kurang yakni masalah bagaimana sinergi dan kolaborasi itu bisa dilakukan dengan baik, karena jika berjalan sendiri-sendiri tidak akan memberikan nilai tambah yang bagus.
Baca juga: Dukung Pelaku UMKM Super Mikro, Bank BJB Kolaborasi Dengan Gayatri Microfinance Salurkan Kredit
“OJK selaku regulator akan terus mendukung dari sisi kebijakan dengan mendorong industri jasa keuangan di Indonesia ini bisa terus mendukung pembiayaan khususnya bagi UMKM di Indonesia,” kata Greatman dalam Webinar Bagaimana G20 Perkuat UMKM dan Sendi-sendi Ekonomi Terpenting Pasca Pandemi?, yang ditulis Jumat (25/2/2022).
Menurutnya, salah satu peran penting UMKM bagi perekonomian Indonesia adalah dari aktivitas ekspor non migas yang mencapai 15,65 persen dari total ekspor nasional.
Untuk itu, OJK terus mendukung pengembangan ekosistem UMKM yang mencakup sektor fashion, makanan, holtikultura, ekonomi kreatif, furnitur, dan pertenakan menjadi prioritas ekspor.
Selain itu, akselerasi digital UMKM melalui kegiatan edukasi serta fasilitas on boarding business, business matching, dan capacity building.
Baca juga: UMKM Produksi Kopi Diberi Pelatihan untuk Memperluas Pasar
“OJK juga mendirikan Kampus UMKM yang merupakan program kerjasama industri jasa keuangan dengan stakeholder terkait, seperti start up unicorn dan PTN/PTS untuk memberikan pelatihan end to end kepada kelompok UMKM agar siap-siap go global,” paparnya.
Ia pun menyebut, pelaku UMKM harus dapat memanfaatkan presidensi G20 untuk mendorong peluang usaha di sektor hijau, terlebih saat ini semua negara melakukan transisi menuju ekonomi hijau sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan berorientasi ramah lingkungan.
“Data dari World Economic Forum, 2020, transisi hijau dapat menghasilkan peluang bisnis senilai 10,1 triliun dolar AS dan 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030. Ini dapat mendorong terciptanya peluang usaha baru bagi para pelaku UMKM termasuk milenial,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Pemimpin Divisi SME PT Bank Negara Indonesia (Persero), Yessy Aktaina mengatakan, UMKM semakin memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karenanya perlu terus didorong agar bisa go internasional atau ekspor.
Yessy menuturkan, ada tiga pilar strategi pemberdayaan UMKM BNI, di antaranya mendorong mendorong pelaku UMKM untuk go ekspor, meningkatkan bisnis mitra BNI melalui value chain berbasis digital, dan pengembangkan ekosistem unggulan berbasis digital.
Baca juga: Angkat Perekonomian Jatim, Program Kolaboratif Ini Cari Jagoan UMKM Sehat
“Untuk ekspor BNI telah menyiapkan skema pembiayaan BNI untuk produksi UMKM naik kelas antara lain fast trex and BWU fast trex (fasilitas Transaksi ekspor) untuk nasabah baru ataupun existing berorientasi ekspor,” ujar Yessy.
Menurutnya, UMKM Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, tapi UMKM menghadapi beragan kesulitan berupa akses yang harus dibantu dan dipermudah, baik secara regulasi maupun program dari instritusi.
"Kolaborasi penting, namun capacity building juga area yang harus dipikirkan oleh UMKM. Jadi penggerak ini utamanya dari UMKM, tidak hanya dipancing oleh institusi, UMKM harus punya willingness untuk expanded dirinya,” paparnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.