Krisis Energi Dampak Konflik Rusia-Ukraina Paling Nyata Bagi Perekonomian RI
Pemerintah diminta mengawal stabilitas sistem keuangan dalam negeri terutama volatilitas suku bunga, nilai tukar, volatilitas indeks dan arus modal
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, konflik Rusia - Ukraina akan berdampak terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia.
Ia menilai krisis energi dampak paling nyata dan perlu diwaspadai Pemerintah Indonesia karena Rusia merupakan salah satu produsen utama minyak dunia dan hal ini dapat berpengaruh terhadap pergerakan harga minyak di pasar dunia.
“Pemerintah dapat mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan diversifikasi suplai impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan gas dan batubara untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak bumi,” kata Johanna kepada Tribun, Jumat (25/2/2022).
Menurutnya, apabila konflik ini berlanjut, tentunya kenaikan harga minyak ini akan berdampak kepada peningkatan inflasi di Indonesia.
Baca juga: Antisipasi Pasokan Gandum dari Ukraina Terganggu, Pengamat Sarankan Switching ke Australia
“Dari sisi moneter, konflik ini juga akan menekan the Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan, di sini Bank Indonesia perlu memperhatikan kondisi domestik sebelum menaikkan suku bunga acuan karena dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi nasional,” tutur Johanna.
Baca juga: Jepang Bekukan 3 Bank Rusia sebagai Sanksi Ekonomi dan Keuangan
Pengamat Indef Dzulfian Syafrian menuturkan konflik ini akan berdampak pada naiknya harga minyak dunia yang dimana hal ini akan berpengaruh pada neraca perdagangan Indonesia.
“Indonesia selama ini banyak mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” tutur Dzulfian.
Baca juga: Uni Eropa Rencanakan Paket Sanksi Terberat terhadap Rusia, Tergetkan Sektor Strategis Ekonomi Moskow
Konflik Rusia - Ukraina membawa dampak langsung ke komoditas energi, gas maupun minyak di Indonesia.
Konflik ini juga menimbulkan komplikasi bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan.
Pemerintah harus terus mengawal stabilitas sistem keuangan dalam negeri terutama volatilitas suku bunga, nilai tukar, hingga volatilitas indeks dan arus modal yang berimbas langsung ke sektor keuangan.